RT - readtimes.id

Di Bawah Chaidir Syam, Maros Mau Apa?

Readtimes.id– Nampak tak ada lagi waktu yang dimiliki untuk bersantai bagi mantan Ketua DPRD Maros tersebut pasca dilantik sebagai Bupati Maros terpilih pada pemilu 2020. 

Andi Syafril Chaidir Syam atau yang akrab disapa sebagai Chaidir Syam harus segera menunaikan janji politiknya pada 4 ratus ribu lebih jiwa yang kini terdaftar menjadi warganya  dan menanti terobosan-terobosan baru dari pria yang telah dua kali berturut-turut mendapatkan suara tertinggi selama mendaftar sebagai calon anggota legislatif tersebut,  terutama dalam menyelamatkan mereka dari situasi krisis akibat badai pandemi Covid-19 yang tak berkesudahan.

Di sela-sela kesibukannya saat diwawancarai secara eksklusif oleh Readtimes.id, Ketua DPD Partai Amanat Nasional tersebut mengatakan jika saat ini pihaknya tengah sibuk mengkampanyekan program PPKM ( Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat ) skala mikro untuk mendukung pengentasan pandemi Covid- 19 di Maros

” iya kalau di Makassar mungkin Pak Danny datang dengan program Makassar recovery ya terkait bagaimana menghadapi Covid, sama halnya di Maros kita juga sedang berkoordinasi dan berfokus ke arah yang sama  dengan menerapkan apa yang disebut sebagai PPKM skala mikro” ujar Chaidir

PPKM skala mikro ini tak lain adalah program pemerintah pusat  yang dijalankan oleh pemerintah daerah untuk berfokus pada proses penanganan Covid- 19 hingga skala terkecil yaitu tingkat RT/RW  yang berpotensi menimbulkan penularan Covid 19. Istilah PPKM pada dasarnya mengganti istilah PSBB ( Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang selama ini diterapkan oleh pemerintah

” iya jadi semua pihak terlibat hingga ke desa. Dan sekarang setiap desa sudah membangun posko-posko satgas Covid dan begitu pula di RT/RW.  Kami berharap semoga dengan penanganan seperti ini jumlah kasus Covid menurun, selain mendukung program vaksin yang kini sudah berjalan ” tambahnya

Ketika disinggung mengenai pemulihan ekonomi pasca pandemi, pihaknya menjelaskan akan berfokus pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang terkena dampak Covid-19 sesuai visi-misi saat kampanye. Selain itu  untuk pemuda  akan diberikan pelatihan-pelatihan yang dapat meningkat skill sesuai bidang yang diminati.

Menyoal anggaran Chaidir menerangkan jika ada dua sumber anggaran yang digunakan untuk refocusing penanganan  Covid-19 di Maros yakni Dana Desa sebesar 8 persen dan Dana Insentif Daerah  ( DID) sebesar 30 persen.

Pada dasarnya meskipun berbeda penyebutan nama program, metode yang dilakukan oleh para Kepala Daerah dalam pengentasan  pandemi Covid- 19 beserta dampaknya tidaklah jauh berbeda, dan  itu – itu saja. Belum nampak adanya kreasi atau inovasi yang berbeda yang ditawarkan.

Hal ini wajar jika kemudian banyak pakar  yang memandang pada dasarnya daerah hanya kembali menjadi perpanjangan tangan dari pusat. Konsep otonomi daerah tidak berjalan dengan optimal di balik penanganan Covid-19.

Atau yang kemudian disebut oleh pakar hukum tata negara, Universitas Hasanuddin, Aminuddin Ilmar, dalam bedah bukunya  bersama Indonesia Development Engineering Consultant ( ide-C) , sebagai fenomena “resentralisasi” bukan desentralisasi.

Mengingat virus Covid saja sudah ada varian barunya, kira-kira kebijakan kita kapan ya ?

Ona Mariani

1 Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: