Readtimes.id – Jumlah pemain game di Indonesia meningkat 75 persen kala pandemi. Perlombaan untuk game saat ini pun sudah menjamur. Game Jenis permainan E-sport yang sering diperlombakan. E-sport pertama kali dipertandingkan dalam perhelatan Asian Games Jakarta-Palembang. Namun saat itu, pertandingan e-sport masih dalam taraf eksibisi.
Setelah debut sebagai cabang olahraga eksibisi di Asian Games 2018, e-sport bakal resmi menjadi cabang olahraga (cabor), yang pertama kali akan dipertandingkan di ajang Asian Games 2022 di Guangzhou, China.
Sejauh ini, panitia penyelenggara belum memberikan detail spesifik terkait bagaimana pertandingan e-sport akan berlangsung dan game apa saja yang akan dipertandingkan. Dengan dimasukkannya e-sport ke dalam cabor resmi, menandakan bahwa gaming telah diakui sebagai olahraga dalam ajang multi-olahraga terkemuka, seperti Asian Games.
Strategi pemasaran perusahaan “game” bisa dikenal salah satunya dengan mengadakan event-event menarik seperti turnamen atau kompetisi game online secara rutin. Ini bisa menjadi opsi terbaik, dengan membuat event lingkup regional atau lokal. Memanfaatkan hal tersebut untuk menggaet mereka menjadi pelanggan tetap.
Acara kampus pun seringkali diselipkan kompetisi untuk game online seperti Dota atau PUBG, Mobile Legends, Free Fire, yang diikuti oleh banyak peserta dengan hadiah jutaan rupiah.
Sebut saja Muhammad Hanif Ubaidah (19), Mahasiswa Universitas Hasanuddin telah mengikuti beragam lomba baik tingkat regional hingga nasional. Mengikuti tournament regional yang diselenggarakan oleh Daihatsu pada tahun 2019. Prestasi yang diraihnya sebagai juara 1 hadiah sebesar Rp 3 juta. Selain uang tunai juga mendapat voucer game kurang lebih 5500.
Selama pandemi Hanif juga telah mengikuti banyak turnamen online. Adapun prestasi yang diraih yaitu juara 3 Tournament MSW MadSup dan Tournament MSW Unipin, Juara 2 tournament MSW indihome. Serta juara 1 tournament SpaceGame, MSW MabarGaming, Official MSW Bountie, Alpha series AKG, dan Delta Cup Bow League.
“ Awalnya saya hanya diajak tapi pas merasakan dipanggung turnamen dan sering dapat juara, akhirnya ketagihan. Selama pandemi hanya mengikuti turnamen online saja,” ujar Hanif kepada readtimes.id.
Bermain game tidak perlu memerlukan uang untuk membeli chip. Seperti yang dilakukan Aswar Adi Wardana mahasiswa Universitas Negeri Makassar, yang hobi main game sejak sekoah dasar. Aswar mengikuti beragam perlombaan game online. Sebab, ketika menang lomba akan mendapatkan hadiah berupa diamond.
Aswar mengatakan saya memilih untuk mengikuti turnamen dan mendapatkan juara, dibanding harus membeli skin. Untuk mendapatkan skin diharuskan mengisi diamond dengan biaya mahal. Hadiah yang saya dapatkan ketika juara, hadiah berupa diamond dan bisa menukarkannya dengan skin.
“Selain hadiah yang didapatkan, bisa bertemu dengan tim hebat, pengalaman bertambah. Apalagi mengikuti turnamen offline yang ada penontonnya. Berasa jadi pro player.” ungkapnya.
Aswar dan Hanif mengikuti tournament tingkat regional, lokal hingga tingkat nasional.
Bermain game online merupakan alternatif hiburan yang terbilang mudah didapat dan murah jika dibandingkan dengan modal hiburan lainnya. Perilaku bermain game online disukai karena menawarkan berbagai keuntungan bagi para pemainnya baik bagi mental maupun materi.
Di sisi lain, banyak juga yang menilai bahwa bermain game bisa mengurangi stress dan bisa meningkatkan kecerdasan otak. Sebenarnya penilaian negatif atau positif itu tergantung dari sudut pandang setiap orang.
Jika bermain game dilakukan setiap hari tanpa kenal waktu dan membuat aktivitas kamu terbengkalai tentu tidak baik. Akan tetapi, jika dilakukan dengan porsi yang benar, bermain game ternyata punya banyak manfaat positif.
1 Komentar