
Readtimes.id– Bukan saudara. Kenal pun tidak. Namun mereka selalu hadir di tengah isak tangis korban bencana. Menghidupkan kembali asa yang terenggut dari balik tenda- tenda.
Dengan beragam cara. Beragam jenis bantuan mereka salurkan, mulai dari tenaga hingga hingga harta benda. Untuk mereka yang kini tengah membutuhkan.
Datang dari berbagai penjuru, berbagai lambang di dada. Bersatu membangun solidaritas kemanusiaan. Inilah sekelumit kisah mereka para relawan bencana
Bersama puluhan rekan relawan yang lain, dimana tergabung dalam Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) Baitul Maal Hidayatullah ( BMH) Sulawesi Selatan , Syamsuddin datang mengunjungi tenda- tenda pengungsian warga terdampak bencana gempa di Sulawesi Barat.
Sejumlah bantuan disalurkan mulai dari evakuasi para korban hingga bantuan penerangan karena listrik tengah padam.
” Hari pertama kami fokus untuk melakukan evakuasi bersama teman-teman relawan yang lain, serta memberikan bantuan genset karena listrik padam di sini” ucap Syamsuddin Kordinator Lapangan BMH Sulsel
Pihaknya juga menjelaskan bahwa bantuan penerangan sangat dibutuhkan untuk memudahkan para relawan memantau keperluan para korban dari satu tenda ke tenda.
Tak berhenti disitu bersama rekan relawan yang lain pihaknya juga membantu mendirikan dapur umum untuk para pengungsi di daerah Malunda–sebuah daerah di perbatasan Majene dan Mamuju, untuk memenuhi kebutuhan konsumsi para pengungsi yang saat lari tak membawa bekal makanan apapun.
Selain BMH ada juga tim relawan dari Dompet Dhuafa yang datang ke lokasi pengungsian untuk membantu masyarakat di Sulbar dan beberapa daerah di Indonesia yang terdampak bencana di awal tahun.
” Teman-teman tersebar di berbagai lokasi bencana sekarang. Ada yang di Sulbar dan Kalimantan Selatan yang baru -baru ini terkena banjir ” ucap Rahmat HM Kordinator Dompet Dhuafa Sulsel
Pihaknya juga menjelaskan, bahwa tak berbeda jauh dari para relawan yang lain mereka juga menawarkan bantuan untuk para korban terdampak salah satunya melalui bantuan medis melalui klinik kesehatan yang mereka miliki.
Seperti yang diketahui bantuan medis sangat dibutuhkan untuk mengobati para korban yang terluka saat menyelamatkan diri dari bencana. Ditambah lagi saat pandemi seperti sekarang tak dapat dipungkiri kesehatan para korban menjadi prioritas utama.
Dengan banyaknya jumlah lembaga kerelawanan di lokasi yang turun untuk menawarkan berbagai bantuan, tak jarang membuat para relawan dari berbagai lembaga ini untuk saling berkordinasi satu sama lain, guna memudahkan mereka dalam memberikan bantuan yang dibutuh oleh para korban di lapangan. Dari evakuasi korban, penyaluran logistik, hingga pendampingan trauma healing.
” Karena tujuan dari kedatangan kami sama, tak jarang kami juga sering melakukan kordinasi bersama para relawan yang lain untuk membagi jenis bantuan apa yang bisa diberikan masing-masing lembaga” ujar Rahmat lebih lanjut
Dalam penjelasan Rahmat juga menyampaikan bahwa meskipun secara umum bantuan yang berikan oleh relawan antar lembaga itu tidak jauh berbeda, namun setiap lembaga pada dasarnya memiliki spesifikasi kemampuan yang berbeda.
Ada lembaga yang lebih kuat dalam melakukan evakuasi bencana. Sementara ada juga lembaga yang lebih kuat dari segi penyampaian logistik serta pendampingan trauma healing yang menurut Rahmat perlu dikordinasikan, agar pemenuhan terhadap kebutuhan masyarakat terdampak bencana dapat dioptimalisasi dari segala sisi.
Inilah yang tak dapat dipungkiri menjadi pemupuk solidaritas antar sesama relawan untuk saling membantu dari satu tenda pengungsi ke tenda pengungsi yang lain. Dari satu bencana ke bencana yang lain.
1 Komentar