Readtimes.id — “Zaman berubah perilaku tak berubah, orang berubah tingkah laku tak berubah, wajah berubah kok jadi lebih susah”
Itulah penggalan lirik lagu “Rubah” karya Iwan Fals — musisi tanah air yang kerap kali menjelma menjadi oposisi rezim melalui karya-karyanya yang kini juga dapat menggambarkan perwajahan dunia pemilu kita, dimana selalu berubah -ubah.
Tak puas dengan sistem yang terus berubah setiap lima tahun sekali, kini jadwal
pelakasanaanya pun diwacanakan akan ikut berubah dengan alasan efektifitas juga efisiensi.
Seperti yang diketahui kini DPR tengah menggodok kembali jadwal pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah serentak, yang sempat diwacanakan akan bersamaan dengan Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden pada tahun 2024, bila mengacu pada amanat UU Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada dan UU No 7/ 2017 tentang pemilu.
Proses pembahasanya pun kini semakin menyita perhatian pasca DPR memunculkan dua opsi jadwal pelakasanaan. Pertama tetap pada jadwal semula mengikuti siklus 5 tahunan yang ada , dan yang kedua akan dilaksanakan pada tahun 2027, dimana sebenarnya seperti yang telah tertuang dalam undang-undang sebelumnya yaitu UU Nomor 8/2015.
“Mengapa mengalami perubahan terus -menerus karena kita tak pernah memiliki dan memerhtikan fokus substansi apa yang musti dirubah. Hal ini yang kemudian menyebabkan banyak sekali bagian dari regulasi pemilu yang hendak dirubah” jelas Aminuddin Ilmar pakar hukum tata negara
Dalam penjelasannya Aminuddin juga menekankan bahwasanya terkait sistem mungkin boleh berubah, tapi terkait waktu dan teknis itu tak seharusnya diubah-ubah lagi. Dan khusus untuk hal-hal yang berbau teknis lebih baik diserahkan pada pihak penyelenggara sebagai pihak yang bersentuhan langsung dengan segala tahapan pemilu.
Lebih jauh ketika disinggung terkait opsi mana yang lebih baik untuk dijalankan, Aminuddin lebih menyarankan agar pemerintah memisahkan antara Pilkada dan Pilpres yang dinilai memiliki perbedaan karakter juga kepentingan.
” Kesaksian tergusur oleh kepentingan ngawur
Pemerintah keasyikan berpolitik
Partai politik sibuk menuhankan uang
Ada rakyat yang lapar makan daun dan arang“
Serentak atau tidak , cepat atau lambat semoga penggalan lirik terakhir lagu Iwan Fals di atas tidak menjadi akhir dari segala opsi.
3 Komentar