RT - readtimes.id

Palestina, Bagaimana Dunia dan Kita Membangun Gerakan Solidaritas

Judul : On Palestine, Kita Banyak Kita akan Menang!
Penulis : Noam Chomsky & Ilan Pappe
Penerbit : Bentang
Tahun : Mei 2024
Tebal : xiv+218 halaman

On Palestine adalah buku relatif tipis yang akan merawat kemarahan kita pada Israel dan ketertindasan yang dialami rakyat Palestina. Namun, tetap dengan sikap yang tenang dan reflektif, berpihak kepada korban, dan berspektif kelas. Buku ini ditulis oleh dua tokoh intelektual Yahudi nan sohor, Noam Chomsky dan Ilan Pappe, dan diprakarsai oleh Frank Barat, seorang aktivis HAM yang memberi perhatian pada isu konflik Israel-Palestina.

Posisi dua penulis sudah tegas: berdiri bersama Palestina. Namun kemudian mereka mengajak kita merefleksikan bagaimana jejak perjalanan gerakan solidaritas sepanjang konflik berlangsung, perkembangan apa yang direspons, dan bagaimana kita mesti membangun gerakan solidaritas di masa kini serta membincang prospek solusi bagi konflik Israel-Palestina di masa datang.

Kedua penulis nampaknya menyadari betul bahwa konflik Israel-Palestina telah berkembang demikian rumit, dan aktivis menghadapi tantangan besar dalam gerakan mereka. Namun demikian, mereka mengajak kita melihat persoalan ini dari perspektif kelas non-elit, dengan melihat konflik ini pada dampak yang timbul—yang dengan begitu nyata menempatkan rakyat Palestina sebagai korban.

Sebab itulah, mereka menawarkan perbincangan seputar usaha solidaritas yang pernah dilancarkan untuk menekan Israel. Salah satu yang mereka diskusikan adalah gerakan boikot, divestasi, dan sanksi. Sebagaimana dinyatakan oleh Frank Barat dalam kata pengantarnya untuk buku ini:

“Pertumbuhan dan dampak gerakan boikot, divestasi, dan sanksi (Boycott, Divestment, Sanctions atau BDS) tidak boleh diremehkan dalam mengembalikan Palestina ke peta dunia. Gerakan BDS telah membantu merevitalisasi dan membangun kembali gerakan solidaritas di seluruh dunia. Gerakan ini menawarkan panduan langkah demi langkah (dengan fleksibilitas bergantung pada kepentingan nasional yang berbeda) tentang bagaimana beralih dari sikap defensif menjadi ofensif: gerakan BDSA menegaskan: Mari berhenti mencoba menjustifikasi tindakan kita, saatnya bertindak.”

Buku ini memang ditulis sebagai respons terhadap Perang Gaza 2014 yang membunuh ribuan warga Palestina. Dia menjadi relevan pada saat ini mengingat intensitas konflik Israel-Palestina kembali meninggi. Rasa-rasanya, bagi siapa saja yang terus merawat solidaritas untuk Palestina, akan kembali disegarkan oleh refleksi-refleksi di dalam buku ini, sembari memikirkan strategi yang tepat dan jitu dalam membangun gerakan solidaritas.

Ditambah pula Agustus ini kita tengah merayakan Hari Kemerdekaan kita sebagai bangsa yang pernah dijajah kolonial Belanda, tak ada salahnya membawa semangat nasionalisme kita untuk menyuarakan, hentikan penjajahan Israel atas Palestina. Ya, di buku ini, perspektif yang digunakan oleh Noam Chomsky dan Ilan Pappe adalah bahwa apa yang terjadi di Palestina adalah kolonial perampas tanah, dan diumpamakan dengan Apartheid Inggris atas Afrika, atau Amerika atas tanah orang-orang Indian.

Ada 12 bab yang secara keseluruhan dibagi ke dalam 2 bagian. Bab 1, “Percakapan Lama dan Baru”, ditulis oleh Ilan Pappe, menjadi semacam usaha merangkum secara ringkas perjalanan konflik Israel-Palestina lengkap dengan informasi-informasi penting untuk selalu diingat seputar peristiwa-peristiwa sosial politik yang berdampak pada intensitas konflik itu sendiri. Menariknya, pada bab 1 ini, Ilan Pappe secara tidak langsung menekankan pada kelompok-kelompok aktivis yang merespons konflik ini dari masa ke masa. Hal ini patut ditebalkan, karena keseluruhan buku ini seakan mengajak kita untuk berdiri bersama Palestina, membangun gerakan solidaritas, namun tetap dengan strategi dan taktik yang tepat, dengan melihat perkembangan aktual.

Sebelas bab sisanya disebar ke dalam 2 bagian. Terdiri dari 2 bagian: bagian pertama, “Dialog”. Bagian ini berisi lima bab yang membicarakan persoalan Palestina di masa lalu, masa kini, dan kemungkinan yang terjadi di masa depan. Selain itu, juga mengulik apa sesungguhnya gejolak politik yang terjadi di dalam Israel sendiri dan di dalam Amerika Serikat sebagai negara yang sedari awal selalu mendukung Israel. Secara narasi, bagian pertama ini sangat mudah diikuti, karena berupa catatan hasil wawancara Frank Barat—inisiator buku ini—dengan Noam Chomsky dan Ilan Pappe. Sehingga pembaca akan merasa ikut ke dalam suasana wawancara yang tenang dan santai, dengan pertanyaan-pertanyaan khas jurnalis yang tidak melulu teoritik.

Bagian kedua, “Refleksi”, memuat enam artikel yang ditulis oleh Noam Chomsky dan Ilan Pappe—4 artikel Chomsky dan 2 artikel Ilan Pappe. Enam artikel tersebut, dilihat dari judul-judulnya, nampak merespons peristiwa-peristiwa terkini yang sebagian besar tentang serangan-serangan militer Israel ke Palestina. Namun demikian, seturut dengan judul bagiannya, “Refleksi”, dari artikel-artikel tersebut Noam Chomsky dan Ilan Pappe memberikan kita bentangan perspektif yang terang dan jernih, serta keberpihakan tanpa kompromi kepada Palestina. Ambil contoh “Pidato di PBB” yang ditulis oleh Noam Chomsky yang didasarkan pada pidato yang disampaikannya di Majelis Umum PBB pada 14 Oktober 2014. Betapa Chomsky dengan kronologis yang jelas mendedah awal mula solusi diplomatik terhadap konflik Israel-Palestina yang bisa disimpulkan selalu berisi pelanggaran-pelanggaran aturan yang tetap saja menempatkan orang-orang Palestina sebagai korban. Dengan berani Chomsky memetakan masing-masing aktor negara kaitannya dengan keberpihakan mereka pada konflik ini. Misalnya, dengan penuh penegasan dia sampaikan bahwa posisi Amerika selalu bersifat ganda, sering memveto resolusi Israel namun tak pernah tegas.

Sekali lagi, ini buku yang akan berguna sekali bagi kita yang ingin membangun gerakan solidaritas yang lebih efektif di masa kini dan masa datang. Bacalah!

Dedy Ahmad Hermansyah

Tambahkan Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: