Readtimes.id– Penciptaan panggung politik lain dibutuhkan oleh para Kepala Daerah yang ingin berlaga di 2024. Utamanya bagi mereka yang akan mengakhiri masa jabatannya di tahun 2022 dan 2023.
Ini penting mengingat para calon harus mendapatkan cara lain untuk mendapatkan akses ke basis suara yang dulunya bisa didapatkan dengan mudah, melalui sejumlah program atau kegiatan yang berinteraksi dengan masyarakat saat menjabat sebagai seorang pejabat publik seperti yang pernah diungkapkan oleh pakar politik Universitas Hasanuddin, Sukri dalam wawancaranya bersama readtimes.id pada 12 Desember 2021.
Hal yang belakangan ini kemudian mulai nampak diperhitungkan oleh sejumlah kepala daerah yang menurut beberapa lembaga survei punya elektabilitas yang cukup sebagai modal di kontestasi 2024. Adapun diantaranya adalah Anies Baswedan, Ridwan Kamil serta Ganjar Pranowo.
Kini ketiganya tidak hanya aktif turun lapangan bertemu masyarakat secara langsung, melainkan juga di media sosial pribadi mereka melalui sejumlah konten. Dari Twitter, Facebook, Instagram bahkan YouTube.
Anies Baswedan misalnya selain mengisi akun sosial medianya dengan aktivitasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta, ia juga mulai membagikan pandangan- pandangannya terkait pembangunan di ibu kota, melalui sebuah program di Youtubenya “Dari Pendopo”.
Hal yang kemudian juga dilakukan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang kini juga kerap membuat konten di Youtube dan media sosial lainnya untuk merekam segala aktivitasnya. Bahkan tidak jarang ia juga merespon sejumlah pertanyaan masyarakat melalui akun media sosialnya.
Sementara itu Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat selain menyampaikan sejumlah informasi – informasi penting terkait kebijakan Pemda melalui media sosialnya, kini ia juga kerap membuat konten-konten yang berhasil menyita perhatian warganet. Sebuah video parodi yang berjudul “yang terjahil” dimana pria yang akrab disapa Kang Emil ini memparodikan video klip grup band Noah adalah salah satu konten miliknya yang mendapatkan 1 juta lebih like dari warganet. Lebih dari itu ia juga kerap menerima undangan untuk tampil di sejumlah Youtube publik figur Tanah Air.
Merespon hal tersebut, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedy Kurnia Syah memandang media sosial kini memang tidak lagi sekadar menjadi panggung politik alternatif, melainkan utama. Hal ini tak lain menurutnya berorientasi pada dua pokok soal.
“Pertama media sosial memantik opini yang lebih kuat dibanding media lainnya, sehingga popularitas terbentuk lebih cepat, kesadaran publik di media sosial mudah berkembang ke kesadaran kolektif di realitas. Ini yang mereka (kepala daerah) harapkan, ” terangnya secara tertulis pada readtimes.id.
Adapun yang kedua menurutnya melalui peningkatan faktor popularitas tersebut nantinya yang akan berdampak pada peningkatan elektabilitas.
Sebuah modal yang tentunya penting untuk dipertahankan selama perjalanan menuju 2024. Karena dengan elektabilitas para Kepala Daerah ini tidak hanya akan menunjukkan bahwa mereka dilirik oleh publik melainkan juga memperbesar peluang mereka untuk dapat dilirik oleh partai politik.
Editor : Ramdha Mawadda
2 Komentar