readtimes.id- Generasi Z atau sering pula disebut sebagai iGeneration, generasi net atau generasi internet yang lahir dalam rentang tahun 1995 sampai dengan tahun 2010, ternyata punya sikap sendiri dalam memilih partai politik dan presiden.
Seperti terungkap dari hasil survei yang dilakukan oleh Center for Political Communication Studies (CPCS) yang menyebutkan, kini Partai Demokrat, PKS, dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menjadi favorit pemilih milenial dan gen Z.
“PDIP dan Gerindra tetap unggul, tetapi Demokrat, PKS, dan PSI paling favorit bagi pemilih milenial dan gen Z,” kata Direktur Eksekutif CPCS Tri Okta SK dalam siaran persnya, di Jakarta, seperti dikutip dari kantor berita Antara Selasa (15/6).
Tetapi, jika dibandingkan dengan tren dalam setahun terakhir, elektabilitas PDIP berkurang banyak, sedangkan Gerindra cenderung stagnan. Temuan survei CPCS menunjukkan elektabilitas PDIP di kalangan milenial dan gen Z mencapai 17,6 persen. Namun, pada survei antara Maret 2020 hingga Maret 2021 di antara pemilih semua umur elektabilitas PDIP selalu di atas 20 persen, bahkan sempat mencapai 30-an persen.
Sementara itu Gerindra dalam rentang yang sama dan semua umur pada kisaran 12-14 persen, demikian pula pada pemilih milenial dan gen Z elektabilitasnya nisbi sama yaitu 13,4 persen. Demokrat yang elektabilitasnya di antara pemilih milenial dan gen Z mencapai 10,3 persen menggusur Golkar yang biasanya selalu urutan ketiga di antara pemilih semua umur.
“PKS yang biasanya pada kisaran 5 persen elektabilitas-nya di antara milenial dan gen Z mencapai 7,7 persen, sedangkan PSI tembus 5,0 persen dari biasanya 4 persen,” tutur Okta.
Menurut Okta, kecenderungan menua-nya pemilih partai-partai besar tidak terelakkan. Partai-partai tersebut telah menguasai panggung politik sejak reformasi 1998.Ceruk pemilihnya didominasi mereka yang berusia lebih tua, sementara demografi pemilih kini menunjukkan perkembangan signifikan anak-anak muda dari kalangan milenial dan gen Z.
Hal tersebut menjadi tantangan bagi partai-partai besar yang kini berkuasa, khususnya PDIP, Gerindra, dan Golkar.Di sisi lain, sikap kritis pemilih muda cenderung tersalurkan kepada partai-partai oposisi, yaitu Demokrat dan PKS.Oleh karena itu, parpol-parpol pemerintah harus bekerja ekstra-keras untuk merangkul pemilih muda jika ingin tetap menjaga suara pada Pemilu 2024. Survei CPCS dilakukan pada 1-10 Juni 2021, dengan jumlah responden 1.200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia dan berusia 16-39 tahun.
Survei dilakukan melalui sambungan telepon terhadap responden yang dipilih secara acak dari survei sebelumnya sejak 2019. Margin of error survei sebesar ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Akbar Najemudin, dari lembaga riset Indonesia Development Engineering Consultant (IDEC) menyampaikan “Wajar saja jika akhirnya pemilih Gen Z menjadikan tiga partai yakni Demokrat, PKS dan PSI sebagai idola mereka, menurut direktur riset IDEC tersebut setidaknya ada dua alasan kuat mengapa Gen Z cenderung memilih Demokrat, PKS dan PSI”.
Pertama, dari segi suprastruktur politik, tidak bisa dipungkiri hampir semua figur pimpinan ketiga partai tersebut baik Agus Harimurti Yudhoyono ( Demokrat) , Ahmad Syaikhu (PKS) sampai dengan Grace Natalie ataupun Giring (PSI) semua berusia dibawah 60 tahun. Tentu, wajah-wajah ini lebih familiar dengan pemilih gen Z dibandingkan ketua umum partai lain.
Faktor kedua yakni Infrastruktur politik. Seluruh infrastruktur politik ketiga partai diatas mayoritas berisi kelompok muda. Misalnya PKS identik dengan kelompok muda islam perkotaan, Demokrat hampir seluruh strukturnya yang kini berada di pusat di isi oleh kalangan muda dan kini berbagai sayap partai mereka mulai menyasar pemilih muda demikian pula dengan PSI.
‘Karena itu tidak heran jika akhirnya Gen Z cenderung mendukung ketiga parpol tersebut’, tutupAkbar Najamudin.
Capres Idola Gen Z
Hasil temuan Center for Political Communication Studies (CPCS) juga menyampaikan potret yang berbeda dimana pemilih milenial dan gen Z dikuasai oleh Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil.
“Capres yang paling diunggulkan oleh pemilih milenial dan gen Z bukan figur Prabowo yang biasanya paling difavoritkan secara umum, tetapi lebih condong pada Ganjar dan Ridwan Kamil,” kata Direktur Eksekutif CPCS Tri Okta SK.
Elektabilitas Ganjar bertengger di angka 17,7 persen, ditempel oleh RK sebesar 16,0 persen. Menyusul adalah Prabowo (12,8 persen), Anies Baswedan (7,6 persen), dan Agus Harimurti Yudhoyono (7,3 persen).
Ganjar dan RK menikmati dukungan elektabilitas terbesar di antara pemilih milenial dan gen Z dibanding tokoh-tokoh yang lain, termasuk Prabowo. Fenomena Capres Idola Gen Z tersebut menurut peneliti IDEC Akbar Najemudin adalah hal yang wajar karena para capres seperti Ganjar dan Ridwan Kamil merupakan capres yang dekat dengan pemilih gen Z.
“Coba perhatikan di media sosial, siapa sosok politisi yang paling sering berinteraksi pada hampir seluruh platform media sosial yang menjadi idola Gen z dari Instagram, Twitter sampai tiktok, dua sosok tersebut Ganjar dan Ridwan Kamil adalah orangnya”, tutup Akbar.
4 Komentar