Readtimes.id– Peringati Hari Down Syndrome Sedunia, para aktivis isu Down Syndrome bekerja sama dengan pemerintah Kota Makassar menggelar serangkaian kegiatan untuk mendukung mereka yang berkebutuhan khusus.
Melalui Yayasan Sindrom Down Indonesia (SSID), Brighter With Down Syndrome (BWDS), Special Olympics Indonesia (SOINA), dan Pusat Disabilitas Universitas Hasanuddin (Pusdis Unhas) dengan dukungan Pemerintah Kota Makassar menggelar seminar edukasi yang berfokus pada pengembangan potensi dan kesiapan anak-anak dengan Down Syndrome dalam mengikuti kegiatan olahraga.
Seminar ini menghadirkan narasumber dari SOINA Pusat dan diikuti oleh orang tua, pendidik, dan pegiat disabilitas di Makassar.
A. Nur Fitri Balasong, Pendiri Komunitas Sahabat Sindrom Down Istimewa (SSDI) mengatakan bahwa tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Down Syndrome dan membangun lingkungan yang inklusif bagi anak-anak dengan Down Syndrome.
“Masih banyak orang yang belum memahami Down Syndrome dan sering kali memberikan stigma negatif kepada anak-anak dengan kondisi ini,” kata A. Nur Fitri.
“Kegiatan ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk memahami bahwa anak-anak dengan Down Syndrome adalah anak-anak yang luar biasa dan memiliki potensi yang sama dengan anak-anak lainnya,” tambahnya.
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kota Makassar. Walikota Makassar, yang diwakili oleh Kepala Dinas Kearsipan Kota Makassar, Fatur Rahim, mengapresiasi SSID dan semua pihak yang telah bekerja sama dalam menyelenggarakan kegiatan ini.
Rangkaian kegiatan Hari Down Syndrome Sedunia di Makassar ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Down Syndrome dan mendorong terciptanya lingkungan yang inklusif bagi anak-anak dengan Down Syndrome.
Sementara itu, Kepala Pusat Disabilitas Universitas Hasanuddin (Unhas), Ishak Salim menyuarakan beberapa harapan untuk meningkatkan kualitas hidup penyandang Down Syndrome.
Harapan tersebut meliputi peningkatan jumlah terapis, subsidi biaya terapi, sekolah yang inklusif, dan kesempatan kerja bagi orang dewasa dengan Sindrom Down. Dengan terwujudnya harapan-harapan ini, diharapkan mereka dapat hidup dengan penuh potensi dan mendapatkan kesempatan yang sama seperti orang lain. Dukungan dari berbagai pihak sangatlah penting untuk mewujudkannya.
Terkait harapan kedepannya, Pusdis Unhas menekankan upaya ini tidak berhenti pada edukasi dan pelatihan bagi anak, tetapi juga perluasan jangkauan dan peningkatan kualitas dalam berbagai aspek.
“Kalau pemberdayaan itu kan kita anggap sebagai proses pendidikan. Jadi mulai dari rumah, kemudian memastikan sekolah bisa menerima anak dengan Down Syndrome, guru-gurunya juga diberdayakan juga, bukan hanya anak, karena banyak guru di sekolah-sekolah yang menerima anak disabilitas itu kapasitasnya, kemampuan yang mengenali anak dengan DS itu masih sangat terbatas. Jadi, SSDI maupun Pusdis akan terus berusaha untuk membangun kemitraan dengan sekolah, dengan universitas juga,” pungkas Ishak.
Sebagai informasi ,kegiatan ini juga dirangkaikan dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Pusdis Unhas. MoU ini bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi dan sinergi dalam memberikan edukasi, pelatihan, dan pendampingan bagi anak-anak dengan Down Syndrome di Sulawesi Selatan. (AC)
Editor: Ramdha Mawadha
Tambahkan Komentar