Readtimes.id–Memasuki bulan Juni 2024, nampaknya figur dan peta koalisi partai calon bupati kabupaten Donggala semakin jelas. Sejumlah survei internal partai politik sudah beredar namun tidak terpublikasi.
Dari rekaman hasil survei yang ada, terdapat tiga figur papan atas yang menjadi top of mind pemilih kabupaten Donggala dengan elektabilitas yang saling bersaing ketat yakni kader Golkar yang juga ketua Kadin Donggala Doktor Rahmad dan dua mantan Wakil Bupati era Kasman Lassa yakni Muh Yassin dan Vera laruni.
Ketiga figur tersebut, memiliki tingkat elektabilitas yang saling berdekatan dengan latar belakang partai politik yang berbeda. Muh Yassin diketahui masih menjadi ketua Partai Gerindra begitu juga Vera Laruni sementara Doktor Rahmad calon kuat dari Partai Golkar.
Sosok Vera laruni merupakan mantan Wakil Bupati pada Era Kasman Lassa periode 2013-2018 yang kala itu masuk melalui jalur independen.
Sementara itu, Muh Yasin diketahui merupakan mantan Wakil Bupati mendampingi Bupati Kasman Lassa 2019-2024. Kedua mantan Wakil Bupati Kasman Lassa tersebut tentu memiliki modal popularitas dan elektabilitas sendiri.
Kehadiran Doktor Rahmad yang berlatar belakang kader partai Golkar kini muncul sebagai figur harapan perubahan dari pemilih kabupaten Donggala atas dua mantan wakil bupati petahana Kasman Lassa.
Pertanyaannya, manakah diantara tiga figur tersebut yang akhirnya mampu membangun koalisi parpol pengusung pada pilkada nanti mengingat masing-masing kandidat masih harus mencari partai koalisi sebagai syarat menjadi calon bupati?
Kedua, manakah yang akan menjadi pilihan pemilih kabupaten Donggala, apakah kedua mantan wakil bupati petahana zaman Kasman Lassa atau figur perubahan Doktor Rahmad M Arsyad yang kini punya elektabilitas yang tinggi sekaligus harapan baru pemilih kabupaten Donggala ?
Semua pada akhirnya bergantung pada koalisi parpol pada beberapa minggu kedepan. Apakah memilih kandidat petahana atau memilih figur kandidat perubahan?
Sementara itu pakar komunikasi politik Untad Dr. Ilyas, S.Sos., M.I.Kom menuturkan perlunya semangat perubahan dalam membangun Donggala.
“Tema perubahan memang harus digaungkan dalam konteks Kabupaten Donggala hari ini bukan hanya sebagai jargon komunikasi politik tapi ia menjadi semangat dan bahkan visi bagi upaya memajukan Donggala.
Menurutnya pemimpin sebelumnya belum memberikan perubahan yang signifikan bagi kabupaten Donggala.
“Dalam 10 tahun terakhir ini kita tidak melihat adanya perubahan yang signifikan dari kerja-kerja pemimpin sebelumnya, baik dilihat dari indeks pembangunan manusia , peningkatan pendapatan daerah , perbaikan infrastruktur maupun dari sektor-sektor yang lain. Donggala seolah jalan ditempat. Baik pak Yasin dan bu Vera sebelumnya adalah petahana yang sudah menjadi bagian dari rezim sebelumnya,” tegasnya.
Ilyas juga menambahkan bahwa kandidat calon Bupati Donggala harus memiliki visi misi yang berkaitan dengan IKN.
“Tantangan dan sekaligus peluang yang harus dijawab hari ini adalah Donggala merupakan salah satu wilayah yang paling dekat dan potensial untuk menjadi penyangga IKN, ini yang harus dijawab dalam visi misi para kandidat,” ucap Dr. Ilyas.
Dalam memajukan kabupaten Donggala diperlukan pemimpin yang memiliki sikap perubahan untuk Donggala.
“Untuk menerjemahkan agenda tersebut dibutuhkan pemimpin yang visioner dan paham agenda nasional dan regional, saya melihat dari sisi komunikasi politik pak Doktor Rahmat memiliki modal itu,” tandasnya.
Dari sisi lain Dr Ilyas menilai Yasin dan Vera kurang berhasil dalam membangun Donggala.
“Pak Yasin dan ibu Vera tentu memiliki beban masa lalu bahwa mereka berdua adalah bagian dari pemimpin terdahulu, yang banyak dinilai masyarakat kurang berhasil memimpin Donggala,” tutupnya.
Editor: Ramdha Mawadha
Tambahkan Komentar