RT - readtimes.id

Plus Minus Rezim Tanpa Oposisi

Readtimes.id– Tiga puluh dua tahun bukanlah waktu yang singkat untuk bisa dilupakan begitu saja oleh jutaan masyarakat Indonesia. Di bawah kepemimpinan sang Jenderal negara ini tak hanya pernah mengukir  sejarah prestasi  dengan berhasil melakukan swasembada pangan melainkan juga sejarah kelam tentang tragedi kemanusiaan.

Dan memori itu kini seolah hadir kembali ketika satu per satu parpol, tokoh politik, dan aktivis, nampak merapat ke istana, baik hadir secara sukarela, atau bahkan diundang secara elegan melalui kursi jabatan. Nyaris tak ada yang tersisa, jika pun ada gaungnya  nampak tak lagi  lantang terdengar.

Sementara itu penangkapan yang dilakukan oleh masyarakat sipil  melalui jerat UU ITE, penutupan ormas yang dianggap membahayakan, serta intervensi terhadap internal  partai oposisi terus berulang bersama dengan penciptaan narasi ingin selalu dikritik oleh publik di media massa

Adalah Zainul Djumadin pengamat politik Universitas Nasional, mengakui jika sejatinya rezim hari ini memang nampak  lebih terbuka menyoal perebutan kekuasaan  dibanding dengan yang pernah terjadi sebelumnya

” kalau orba dulu masih elegan, artinya masih dibuat seolah- olah masyarakat yang menginginkan itu. Dan seolah -olah juga dibuat ada oposisi. Kalau sekarang kan tidak, perebutan kekuasaan itu dilakukan secara tidak malu-malu lagi alias terang-terangan” ujar Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UNAS tersebut

Pihaknya juga menjelaskan dampak dari perebutan kekuasaan yang tak menginginkan kehadiran oposisi  semacam ini tak lain hanya akan menghilangkan kontrol pada jalannya pemerintahan 

” Di negara demokrasi  yang hukum alamnya mengharuskan adanya oposisi, jelas kekurangan kita akan tidak adanya lagi kontrol terhadap jalannya kuasa pemerintahan. Lagipula oposisi itu kan tidak  bisa serta merta diartikan sebagai pihak yang ingin menjatuhkan pemerintahan, melainkan memiliki fungsi untuk mengingatkan juga mengoreksi ” tambahnya

Ketika disinggung mengenai kelebihan rezim tanpa oposisi menurut pihaknya hanya akan menambahkan kepercayaan diri dan rasa aman pemerintah saja dalam menjalankan roda kekuasaan karena tidak adanya lagi pihak-pihak yang akan mengkritik setiap kebijakan yang akan diciptakan.

Lebih jauh menyoal alasan pemerintah membangun koalisi gemuk dengan meniadakan oposisi menurut Zainul tak lain adalah untuk melindungi para pelaku ekonomi besar yang masuk dalam lingkaran rent seeking bersama pemerintah yang ada sejak dulu.

Jika demikian adanya masih perlukah kita memperjuangkan penyelenggaraan pesta demokrasi yang low budget, efektif, serta berpegang pada prinsip Luber Jurdil  itu?

Ona Mariani

Tambahkan Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: