Readtimes.id– Menyikapi kekhawatiran semakin banyak bahasa daerah yang menuju kepunahan, Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) dan BASAsulsel Wiki meluncurkan Kamus Digital Bahasa Makassar dan Bugis pada Selasa 23 Juli 2024.
Koordinator program BASAsulsel Wiki, Ita Ibnu, mengatakan hadirnya Kamus Digital Bahasa Makassar menjadi penting sebagai pemberdayaan masyarakat agar terbiasa menggunakan bahasa daerah di era digital modern.
Secara bersamaan, kamus digital ini juga diharapkan membantu masyarakat dalam mendokumentasikan dan mengembangkan bahasa Makassar sebagai salah satu kekayaan masyarakat Sulawesi Selatan yang patut dilestarikan.
“Kami berharap masyarakat Sulawesi Selatan terkhusus anak muda bangga menggunakan bahasa ibunya sendiri,” ucap Ita.
Ita mengatakan dalam pengembangan kamus ini nantinya masyarakat terlibat aktif dalam menambahkan kosakata baru, contoh penggunaan kosakata dalam kalimat, baik dalam bentuk teks maupun video, sehingga kamus ini mencerminkan penggunaan bahasa yang aktual dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara itu Kepala Balai Bahasa Sulawesi Selatan Ganjar Firmansyah mengatakan bahwa kamus digital Makassar ini merupakan hasil revisi dari kamus sebelumnya yang berbentuk cetak.
“Kami dulu menerbitkannya dalam bentuk cetak sekarang dalam bentuk digital. Jadi dulu awal terbit itu tahun 77, kemudian direvisi tahun 88 terus 2018 dan sekarang. Jadi ini sebenarnya hasil revisi,” ujar Ganjar saat ditemui usai peluncuran kamus digital Makassar.
Menurutnya kehadiran kamus ini penting mengingat generasi sekarang mulai tidak menggunakan bahasa daerah dalam percakapan sehari-hari.
“Kalaupun ada yang pakai mungkin dialeknya saja yang nampak Bugis atau Makassar. Mereka sudah mulai jarang menggunakan bahasa daerah untuk percakapan sehari-hari terutama misalnya tinggal di perkotaan besar, “ tambahnya.
Sebagai informasi, program pengembangan kamus digital ini juga mendapat dukungan dari The U.S. Ambassadors Fund for Cultural Preservation (AFCP) melalui Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta.
“Bahasa adalah cara kita bertukar ide, sejarah, dan budaya. Para peneliti telah menemukan bahwa manusia memiliki kesadaran yang lebih besar akan budaya mereka ketika mereka membaca teks-teks otentik, berkomunikasi dengan penutur asli, dan menghadiri kursus dalam bahasa mereka,” ungkap Christopher Green Konsul Jenderal kantor Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya.
“Melalui Ambassador’s Fund for Cultural Preservation (AFCP) ini, kami senang bahwa Amerika Serikat dapat mendukung Indonesia dalam mendokumentasikan dan melestarikan bahasa daerah yang salah satunya bahasa Makassar, “ ujar Christopher.
Editor : Ramdha Mawaddha
Tambahkan Komentar