RT - readtimes.id

Saatnya Tugas Akhir Mahasiswa Bermanfaat untuk Masyarakat

Readtimes.id– Tugas akhir mahasiswa seharusnya tak sekadar prasyarat untuk memperoleh gelar saat kelulusan. Lebih dari itu baik skripsi, tesis maupun disertasi seharusya dapat menjad acuan pengembangan ilmu pengetahuan yang dapat bermanfaat untuk masyarakat.

Kendati demikian hal tersebut nampaknya masih belum terealisasi dengan baik bila melihat mahasiswa hari ini masih menjadikan tugas akhir sebagai penuntas kewajiban saja tanpa memperhatikan kualitas.

Hal ini diakui Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unhas Dekan, Dr. Phil. Sukri, M.Si. Menurutnya, skripsi tak ayal hanya menjadi syarat kelulusan saja.

“Cuma seringkali mahasiswa ada sebagian saya lihat apa ya, yang (tugas karya ilmiah) belakangan itu kan (sebagai) syarat lulus saja,” sebut Sukri kepada Readtimes.

Pemikiran ini pada akhirnya hanya membuat karya ilmiah seperti skripsi hanya berakhir di rak perpustakaan saja. Padahal, sebuah karya ilmiah dibuat dengan harapan bisa bermanfaat bagi masyarakat.

“Tentu saja kita harapkan ada diseminasi, dikatakan bahwa hasil karya itu tidak hanya tinggal di rak kemudian tidak bernilai, tapi kemudian dibawa ke masyarakat, bisa dibaca,” lanjutnya.

Terlepas dari kualitas karya ilmiah, diseminasi ilmu pengetahuan dari tugas akhir mahasiswa menjadi poin penting yang juga menuntut perhatian. Idealnya, tugas akhir tersebut terpublikasikan dan dapat diakses secara luas sehingga lebih bermanfaat ketimbang sekadar menjadi pajangan di perpustakaan.

Selain bisa menjadi bahan bacaan kepada masyarakat untuk memperkaya pengetahuan, penelitian yang terpublikasi juga dapat menjadi bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya. Apalagi, dengan sistem serba daring seperti pada masa sekarang.

Menurut Ketua Sub Unit Teknologi Informasi Repository Unhas Dr. Iskandar, M.M, selama ini tugas akhir mahasiswa bisa diakses masyarakat luas melalui website.

“Kalau sudah masuk di sini (laman Repository), sebenarnya bisa semua, yang penting dia buka link-nya ini. Dia bisa buka, siapapun. Karena sudah berbasis web. Jadi siapapun bisa akses,” katanya ketika ditemui Readtimes.

Di sisi lain, tidak sedikit pula mahasiswa yang sejatinya ingin mengembangkan penelitiannya namun sulit melakukan publikasi ilmiah. Pada akhirnya tugas akhir tetap pada label sekadar pemenuhan kewajiban kelulusan.

Seperti yang diungkap Nur (bukan nama sebenarnya), alumni Ilmu Komunikasi Unhas. Mahasiswa yang meriset perilaku di media sosial ini berharap skripsinya bisa bermanfaat untuk masyarakat. Namun menurutnya untuk melakukan penerbitan di jurnal – jurnal ternama kadang biayanya tidak sedikit.

Penelitian Nur tentang fenomena self disclosure di fitur Instagram terbilang baru dan belum banyak dikaji dan dipublikasikan.

“Saya sih harapannya penelitian saya bisa dikembangkan. Tidak hanya sebagai syarat lulus. Tapi kalau mau terbit itu mahal sekali kayaknya biayanya untuk jurnal – jurnal tertentu ” ujarnya.

Jabal Rachmat Hidayatullah

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: