Readtimes.id- Perlu kesadaran Partai Politik (Parpol) dalam membentuk suatu lembaga penelitian dan menyadarkan bahwa dalam mengambil dan merumuskan kebijakan Melalui penelitian. Penelitian bisa juga dilakukan melalui lembaga Riset, melalui konsultan politik. Menjadi sumber utama dalam penelitian adalah data yang diperoleh, misalnya melalui proses ke lapangan dan media online. Litbang penelitian dan pengembangan pada partai politik dijadikan sebagai hal yang pokok untuk menyerap aspirasi rakyat atau masyarakat untuk mencapai tujuan yang sama. Dimana, partai politik bertujuan untuk menyuarakan aspirasi masyarakat.
Hasil riset tentu menjadi bahan untuk merumuskan kebijakan-kebijakan politik yang akan diambil oleh partai. Hal itu menjadi penting sebab perumusan kebijakan partai harus selalu mencerminkan atau mewujudkan keinginan dari publik atau masyarakat untuk diperjuangkan melalui partai politik. Sehingga aspirasi rakyat dan aspirasi kader partai menjadi penting dalam merumuskan kebijakan partai.
Penelitian yang dilakukan oleh LSKP mengenai tingkat kepercayaan masyarakat Kota Makassar terhadap partai politik yang dilaksanakan pada 2006. Hasilnya bahwa tingkat kepercayaan masyarakat terhadap partai politik tahun 2006 sangat rendah. Namun, selama satu dekade atau sepuluh tahun kemudian, tahun 2016 masyarakat mengalami peningkatan kepercayaan terhadap partai politik.
Lalu bagaimana partai politik dalam melakukan penelitian dan tantangan serta penguatan Litbang parpol dalam mendukung kebijakan publik?
Lembaga Studi Kebijakan Publik (LSKP) kembali menggelar bincang-bincang policy brief, dengan tema,” Tantangan dan Penguatan Litbang Parpol dalam Mendukung Kebijakan Publik.” Menghadirkan Nasruddin Upel, SS M.Si sebagai pengurus kader muda partai Golkar Sulawesi Selatan, M. Kafrawy Saenong S.Sos., M.Si peneliti dari LSKP dan Andi Muhammad Safir selaku moderator. Policy brief dalam pembuatan kertas kebijakan dengan kader-kader muda di partai yang ada di Sulawesi Selatan. Kegiatan ini berlangsung pada, Rabu 22 April 2021 .
M. Kafrawy Saenong mengatakan, tentunya partai politik terus berbenah diri terkait hasil penelitian yang dilakukan. Sehingga terkait kebijakan berdasarkan hasil yang disuarakan oleh rakyat yang dianggap konstituennya. Inilah yang kita lakukan melalui kebijakan dalam mengupayakan fungsi penelitian. Namun, dalam kerja-kerja penelitian, partai politik tidak perlu lagi menerima lembaga riset dari luar. Bisa memanfaatkan teman yang ada di internal yang memiliki kapasitas.
Partai politik tentu punya cara dalam pengembangan SDM melalui proses penjaringan yang perlu dilakukan oleh partai politik. Sehingga menempatkan kadernya sesuai dengan fungsinya minimal sarjana, yang punya penelitian dan melakukan pengabdian kepada masyarakat, serta mempunyai pengalaman menulis. Sehingga jika terjun ke partai politik bisa membawa partai politiknya. Bisa memberi kebijakan berdasarkan yang ada di masyarakat baik yang ada di pimpinan Parpolnya, anggota legislatif atau bisa membawa pesan yang dibawa secara bersama oleh banyak Parpol.
“Upaya itu bukan hanya satu partai saja. Tentu tugas yang sama yaitu semua partai menyerap aspirasi rakyat yang mana penting dan mendesak. Tentu anggota legislatif bisa memahami dan memantau berdasarkan fakta yang ada. Dimana, proses kebijakan perumusan, selain merumuskan program atau partai. Menjadi hal yang lumrah dan biasa bagi partai apapun bekerja sama dengan lembaga riset dan kebijakan publik untuk mengukur sejauh mana respon masyarakat terhadap elektabilitas partai itu sendiri. Menjadi sesuatu hal yang penting karena di dalam mengambil keputusan harus diukur cermat betul jangan sampai kita salah dalam mengambil calon kandidat. Tolok ukur bisa ke lembaga riset. Baik yang dilakukan oleh lembaga riset dan konsultan politik,” ujar Kafrawy
Menjadi yang terbaik, perlu perpaduan antara proses dan mekanisme yang ada pada internal partai. Tantangan dan dinamika politik sekarang begitu cepat bergerak. Sehingga partai politik juga harus menyesuaikan diri. Dinamika masyarakat cepat berubah, oleh karena itu menjadi tantangan partai politik untuk menjawab itu. Arus informasi yang bergerak dengan cepat, sehingga memanfaatkan seluruh potensi yang ada termasuk lembaga riset untuk memotret apa yang menjadi kebutuhan masyarakat. Sehingga dalam mengambil kebijakan, partai politik selalu berada dihati masyarakat.
Penelitian yang menghasilkan keputusan sesuai dengan keinginan orang banyak. Apakah kapasitas partai partai politik ini adalah organisasi masyarakat walaupun masih ada partai politik yang mungkin tidak sempat membenahi internal partainya. Namun, inilah tugas dan upaya melalui bincang policy brief yang mendorong Parpol agar kader-kadernya bisa menjadi lebih baik.
Nasruddin Upel selaku kader muda partai Golkar, sejak 2003 lalu bergabung atau kurang lebih 18 tahun mengabdikan diri. Menganggap bahwa terkait penelitian yang sering dilakukan oleh partai Golkar bekerja sama dengan lembaga riset. Terkadang hasil survei atau penelitian, ketika kenyataan saat hari pencoblosan dan di hari perhitungan suara jauh dari hasil riset yang dilakukan.
“Karena perilaku pragmatis masyarakat dan hiper politik. Satu hingga tiga hari setelah pencoblosan itu sudah berbicara dengan transaksional rupiah sehingga hasil riset tidak bisa menjadi cerminan yang dilakukan. Tidak bisa menjadi patokan, bahwa ada perilaku pemilih pragmatismenya luar biasa. Mengharapkan sesuatu dari calon yang dia didukung. Dalam hal tertentu, hasil kajian bisa terpecahkan oleh perilaku yang bersifat pragmatis dari pemilih. Untuk itu, apakah melakukan pendidikan politik ditengah masyarakat atau melakukan semacam edukasi atau kondisi masyarakat yang mungkin hidupnya masih pas-pasan. Yang mengutamakan money politik. Ada uang ada suara,” ujar Nasruddin
LSKP mendorong bagaimana Parpol bisa memberi ruang yang cukup. Partai politik sebaiknya bisa memberi akses, yang banyak kepada lembaga riset internalnya. terkadang sifat masyarakat yang masih dinamis. Sehingga perlu dijaga bersama bagaimana meningkatkan kepercayaan partai politik. Tentu membenahi dan membawa aspirasi masyarakat dari aspirasi itu akan mendapatkan kebijakan wakil rakyat, tentunya masyarakat tidak akan berpindah. Dengan melakukan kajian strategis baik dari proses pendataan, kaderisasi. Sebaiknya melakukan penelitian jangan hanya saat mau dekat dengan pemilu.
Partai politik bisa menjadi sarana menyerap aspirasi rakyat, melalui kebijakan yang diambil oleh pimpinan Parpol. Partai politik tidak hanya kepentingan elit saja atau kepentingan kelompok dari kebijakan itu. Tapi bagaimana hasil penelitian partai politik bisa menjadikan sarana yang sangat dicintai rakyat dan sangat disukai oleh masyarakat. Partai Politik bisa memanfaatkan SDM dalam peningkatan kapasitas. Partai politik merupakan miniatur negara, menjadi perwakilan rakyat. Ketika sudah terpilih bukan hanya menjadi suara konstituennya saja tetapi menjadi suara orang banyak.
Tambahkan Komentar