Readtimes.id– Indonesia adalah bangsa yang cinta sepak bola. Namun hal itu bukan syarat tunggal untuk menjadi berprestasi. Selain para atlet, aspek lain yang dapat meningkatan mutu sepak bola sebuah negara adalah tata kelola olahraga tersebut, termasuk kinerja wasit.
Sudah sejak dulu kualitas dan integritas wasit di Indonesia kerap kali menghadirkan pertanyaan. Ada banyak kasus di mana wasit Indonesia menimbulkan kontroversi serta membuat keputusan yang kurang bijak.
Seperti yang terjadi pada Agustus 2022, 18 wasit dijatuhi hukuman skorsing karena membuat berbagai keputusan kontroversial di Liga 1 2022/2023. Padahal, liga saat itu baru berjalan kurang dari 10 pertandingan.
Keputusan wasit yang menimbulkan kontroversi tersebut mulai dari kesalahan dalam mengambil keputusan offside yang berakibat gol dianulir, pelanggaran keras di kotak penalti yang diabaikan, hingga skandal pengaturan skor yang pernah membuat heboh jaga sepak bola tanah air.
Berangkat dari hal tersebut, PSSI selaku induk sepak bola nasional pun menggelar tes untuk wasit yang akan bertugas pada Liga 1 musim 2023/24. Tak tanggung-tanggung, PSSI menjalin kerja sama dengan Federasi Sepak Bola Jepang (JFA) untuk memperbaiki kualitas wasit liga.
Ada 55 wasit liga 1 2022-2023 yang ikut dalam tes tersebut. Namun, hanya 28 orang yang dinyatakan lulus:
Tes kualifikasi wasit ini bukan hanya menjadi syarat administratif semata, tetapi juga langkah untuk memperbaiki sepak bola Indonesia. Pasalnya, sudah ada berbagai program yang dilakukan untuk mencetak atlet sepak bola yang mumpuni, tetapi tidak pernah bisa membuat Timnas kita torehkan prestasi di level tinggi.
Mulai dari program Bina Utama di 1979, Indonesia kemudian terus berupaya dalam menciptakan pesepak bola hebat. Setelahnya, ada PSSI Garuda I dan II di 1981 dan 1978, Primavera di 1993, Baretti, Deportivo Indonesia, vamos Indonesia, hingga Garuda Select.
Setelah sejumlah program untuk pemain, sudah seharusnya Indonesia juga memperhatikan aspek-aspek lain yang bisa mendukung kualitas sepak bola. Salah satunya dengan perbaikan kualitas wasit.
Apalagi, jumlah wasit FIFA di Indonesia hanya berjumlah 5 orang saja. Jumlah tersebut kalah dari Malaysia, Myanmar, Vietnam, dan Thailand untuk Asia Tenggara. Maka, sudah seharusnya PSSI mulai menaruh perhatian pada kualitas wasit di Indonesia.
“Ini proses menuju perbaikan wasit secara menyeluruh. Sebelumnya kita sudah memberikan jaminan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan kepada seluruh wasit yang bertugas di Liga 1 maupun Liga 2. Kini melalui pelatihan dari JFA, maka hal itu akan meningkatkan kualitas wasit yang ujungnya berdampak bertambahnya jam terbang dan kepercayaan sehingga mereka akan sering bertugas dan pemasukannya naik,” sebut Ketua Umum PSSI Erick Thohir pada wartawan, Rabu (21/6/2023).
Sekarang, tugas terberat dari sepak bola di Indonesia adalah mewujudkan komitmen. Seperti halnya konsistensi yang dituntut pada olahraga ini, maka menjalankan kebijakan sudah seharusnya bisa konsisten juga.
Editor: Ramdha Mawaddha
39 Komentar