Readtimes.id– Setelah melaporkan adanya penyakit hepatitis akut, kini WHO kembali melaporkan adanya orang terinfeksi cacar monyet di Inggris.
Cacar monyet adalah penyakit yang disebabkan virus monkeypox yang berasal dari hewan (virus zoonosis). Dinamakan cacar monyet karena inang utama dari virus ini adalah monyet. Namun virus tersebut bisa juga berasal dari tikus dan tupai.
Infeksi cacar monyet pertama kali ditemukan pada tahun 1958 di mana virus ini menyerang kelompok kera penelitian dalam bentuk cacar. Meskipun virus ini berasal dari hewan, namun juga bisa menyebar ke manusia.
“Proses penularannya menyebar melalui droplet yang masuk ke mata, hidung, mulut, luka di kulit. Serta benda-benda yang kontaminasi dengan droplet,” jelas Dr. Sharifah Shakinah SpPD pada Readtimes.id (20/05).
Dr. Sharifah juga menjelaskan bahwa transmisi atau tingkat penularan dari virus monkeypox ini diperkirakan sekitar 3 persen hingga 30 persen, namun jika melakukan kontak dengan penderita bisa meningkat hingga 73 persen.
Gejala monkeypox akan muncul setelah 6 hingga 16 hari pascaterpapar, dan memiliki masa inkubasi selama 6 hingga 13 hari. Virus ini sangat rentan menyerang orang dewasa muda, remaja, serta anak-anak.
Cacar monyet memiliki gejala yang sama dengan penyakit cacar pada umumnya seperti demam, sakit kepala, sakit punggung, nyeri otot, serta lemas. Hanya saja, pada penderita cacar monyet akan mengalami limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening).
Hingga saat ini, cacar monyet belum ditemukan di Indonesia, sehingga belum ada pengalaman menghadapi kondisi tersebut. Meskipun cacar monyet bisa sembuh dengan sendirinya, namun masyarakat tetap perlu mendapatkan edukasi terkait pencegahan virus ini.
Untuk itu, berikut beberapa tips pencegahan yang diberikan oleh Dr. Sharifah untuk terhindar dari cacar monyet ini.
“Cara pencegahannya ialah menghindari kontak langsung dengan primata dan hewan pengerat lainnya salah satunya ialah monyet, tikus, dan tupai. Rajin mencuci tangan dengan sabun sebelum makan atau menyentuh daerah mata, hidung, dan mulut. Bagi nakes, disarankan untuk menggunakan APD saat akan menyuntik pasien dengan gejala cacar,” jelasnya.
Editor : Ramdha Mawaddha
Tambahkan Komentar