Di banyak negara kopi bukan hanya komoditas biasa. Minuman yang identik dengan warna hitam dan rasa pahit ini bahkan menjadi identitas dan budaya.
Hal itulah yang dipahami oleh Ilham, pemuda asal Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Kopi, dengan segala history dan filosofinya, selalu laku di pasaran bahkan di musim pandemik. Sebagai bisnis, kopi sangat menjanjikan menurutnya.
Kecintaannya terhadap kopi membuat ilham berkenalan dengan banyak pengusaha kopi. Karena itulah di pertengahan tahun 2019, dia memutuskan merintis usaha warung kopinya sendiri. Awalnya hanya membuka warung kopi kecil-kecilan yang dia beri nama Situju Tuju. Di siang hari Situju Tuju tidak tampak seperti warkop. Itu karena tempat yang dia sewa adalah bengkel motor pamannya.
Bengkel hanya buka hingga petang hari. Saat bengkel tutup, ilham kemudian merapikan peralatan bengkel dan seketika menyulap tempat itu menjadi warkop. Dimulailah jam operasional Situju Tuju. Dalam warkop sederhana itu, Ilham bisa mempekerjakan 3 orang karyawan.
Meski dengan modal seadanya, Ilham mengelola warkopnya dengan serius. Kualitas kopi racikannya tidak bercanda; rasanya kelas atas. Dia selalu mengukur setiap komposisi kopi yang dia racik dengan bahan baku yang sudah dia pastikan kualitasnya. Itulah yang membuat rasa kopinya selalu konsisten.
“Bagi saya, bisnis terbaik adalah yang dimulai. Dan saat memulainya, resep terbaik adalah kualitas,” kata Ilham kepada Readtimes, Sabtu (26/12).
Pertengahan tahun 2020, di tengah merebaknya wabah corona, Ilham berniat memproduksi biji kopi. Bukan karena pandemik. Sedari awal, Ilham memang bercita-cita punya produk kopi sendiri. Maka saban hari dia berkeliling kabupaten Bone dan Sinjai. Dia yakin 2 kabupaten bertetangga itu punya kualitas kopi kelas dunia, hanya saja tidak tereksplore selama ini.
Ilham juga belajar banyak tentang bisnis biji kopi. Berbekal gelar Magister di bidang sastra Inggris memudahkan Ilham membaca literatur asing. Alumni Universitas Hasanuddin itu membaca banyak artikel, berdiskusi dengan banyak ahli. Dia mendatangi roaster kopi untuk menemukan tingkat kematangan terbaik. Berbincang banyak, lalu mengevaluasi rencananya. Tak jarang dia mencicipi kopi milik orang lain sebagai perbandingan.
Dengan proses rumit yang akan sangat panjang jika diceritakan dalam artikel ini, Ilham akhirnya melaunching produk biji kopinya sendiri; Home Qahfie.
Produk itu dia jual dalam kemasan 500 gram dan 1 kilo. Terdapat beberapa varian seperti Arabika, Robusta, atau Mixed Arabika-Robusta. Ilham juga menyediakan varian Kopi Jantan; kopi khusus lelaki dewasa. Anda wajib mencoba yang satu ini.
Saat ini Ilham menyuplai beberapa warkop ternama di Kabupaten Bone. Kepada setiap pelanggan dia tak sekedar berbisnis. Dia mengajak mereka saling sharing, berbincang banyak tentang kopi dan bagaimana mereka memulainya.
Redaksi Readtimes berkesempatan mencicipi biji kopi Home Qahfie saat berkunjung ke tempat Ilham. Dan seperti cerita orang-orang, Home Qahfie memang kopi berkualitas tinggi.
Tahun depan, staf pengajar di IAIN Watampone itu berencana meluncurkan kopi varian bubuk siap seduh. Dia ingin menyasar konsumen ritel. Bisa jadi Qahfie akan menjadi kopi instan paling original dibanding brand-brand kenamaan yang iklannya wara-wiri di televisi.
Berawal dari warkop setengah bengkel, dia akhirnya punya produk sendiri Saat ditanya soal modal awal, Ilham tersenyum sambil menjawab, “Tak penting seberapa besar modalmu, yang penting seberapa besar tekadmu.”
Tertarik mencobanya? Anda bisa menghubungi langsung Ilham di nomor 0852-9449-2691.
Tambahkan Komentar