Readtimes.id– Tepat hari ini, 10 Mei 2023 merupakan Hari Lupus Sedunia dengan mengusung tema “Make Lupus Visible” yang artinya jadikan lupus terlihat.
Tema itu merupakan bentuk ajakan kepada masyarakat agar sadar akan pentingnya diagnosis lupus dan konsekuensi psikologis, sosial, dan ekonominya.
Lupus merupakan salah satu penyakit autoimun kronis yang menyerang sistem imun seseorang dan belum diketahui penyebabnya. Penyakit ini dikenal juga dengan istilah penyakit seribu wajah dan tidak dapat disembuhkan.
Berdasarkan survei Profesor Handono Kalim dkk dari Infodatin, Kementerian Kesehatan RI mengungkap angka prevalensi lupus di Indonesia pada 2017 sebesar 0.5 persen terhadap total populasi, atau sekitar 1.250.000 orang di Indonesia mengidap lupus.
Ada beberapa faktor resiko yang menyebabkan seseorang mengidap penyakit ini, diantaranya faktor genetik, faktor lingkungan, dan faktor hormonal.
Dikutip dari Kanal Pengetahuan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM), sekitar 7 persen pasien yang mengidap lupus berdasarkan faktor genetik yang dimiliki oleh keluarga atau saudara kandung yang terdiagnosis hal serupa.
Sementara, faktor lingkungan melibatkan pola hidup yang kurang sehat seperti merokok, makanan kurang sehat, terdapat infeksi, penggunaan obat-obat tertentu, dan cahaya ultraviolet (matahari).
Lalu, faktor hormonal menunjukkan perempuan lebih sering terkena penyakit lupus dibanding laki-laki. Meningkatnya angka pertumbuhan penyakit sebelum periode menstruasi atau selama kehamilan mendukung dugaan bahwa hormon khususnya estrogen menjadi pencetus penyakit lupus.
Namun, hingga saat ini belum diketahui secara pasti peran hormon yang menjadi penyebab besarnya prevalensi lupus pada perempuan (periode tertentu).
Penyakit ini tergolong penyakit yang tidak dapat disembuhkan, tetapi dokter akan memberikan tindakan untuk meringankan gejala, mencegah kambuhnya penyakit, dan meminimalisir risiko kerusakan organ dengan memberikan obat-obatan dan merubah gaya hidup.
Selain tidak dapat disembuhkan, lupus juga tidak selalu dapat dicegah. Namun beberapa hal bisa dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya, seperti menghindari paparan sinar matahari langsung, mengelola stres, melakukan aktivitas fisik yang rutin, menurunkan resiko terkena infeksi, konsumsi makanan bergizi, tidak merokok, serta istirahat yang cukup
Editor : Ramdha Mawaddha
38 Komentar