READTIMES.ID – Vaksin Sinovac untuk menangkal virus korona telah didistribusikan ke beberapa wilayah di Indonesia. Kedatangannya yang bisa dibilang terlambat ini mengundang protes dan juga dukungan dari berbagai elemen masyarakat termasuk paramedis.
Kejanggalan utama dalam upaya vaksinasi di Indonesia adalah pengujiannya yang belum final. Betapa tidak, pengujiannya belum sampai pada tahap akhir untuk memastikan keamanan produk tersebut. Namun, pemerintah sudah memutuskan untuk mendistribusikan kepada tenaga kesehatan dan masyarakat.
Sekaitan dengan itu, sebagai tenaga medis, dr. Nurholis Majid ikut berkomentar terkait pendistribusian vaksin Covid-19 di Indonesia.
Menurutnya, pemerintah harus menunggu hasil pengujian terhadap vaksin tersebut hingga selesai, sehingga masyarakat tidak ragu dengan vaksin yang akan masuk dalam tubuh mereka.
Nurholis menyoalkan, “Ini tentu menjadi perhatian khusus, terutama di kalangan medis: mengapa harus didistribusikan sementara pengujian belum selesai?; bagamana jika nanti pada pengujian akhirnya terdapat hal yang tidak sesuai harapan yang terjadi?; Sementara pendistribusian vaksin ini memakan anggaran yang tidak sedikit—mengapa tidak menuntaskannya dulu baru didistribusikan?”.
Secara umum, setiap hal asing yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia pasti secara alami akan menimbulkan respons dari tubuh kita. Entah responsnya bisa defense (pertahanan) atau respon alergik/penolakan alami dari tubuh kita. Bahkan di beberapa keadaan, bisa saja reaksi penolakan itu terjadi dengan sangat cepat.
Reaksi penolakan dari tubuh itu bisa bermacam-macam gambarannya, mulai dari munculnya gejala ringan seperti gatal, radang di area suntikan, dan demam, sampai gejala berat sperti shock, yang jika terjadi alergi respons cepat bisa menyebabkan kematian.
“Nah inilah yang kita khawatirkan jika vaksin belum menyelesaikan sampai ditahap akhir pengujiannya”. Ungkap Nurholis.
Dia juga berharap sekiranya pemerintah bisa lebih bijak dalam mengambil suatu keputusan, apalagi ini masalah vaksin yang notabenenya mengangkut kelangsungan banyak umat dan dampaknya pun tidak main-main.
Vaksin akan menjadi salah satu benteng bagi kita dalam melawan pandemi ini, jika vaksin tersebut tepat dan aman untuk digunakan, ia akan sangat antusias untuk menerima vaksinnya. Tapi, jika vaksinnya belum memiliki kejelasan seperti apa nanti efektivitasnya, lebih baik kita menunggu dulu sampai waktunya tepat dan vaksinnya dinyatakan aman bagi kesehatan tubuh.
“Sembari menunggu hal tersebut, kita bisa terus memperketat perilaku protokol kesehatan kepada masyarakat. Meskipun vaksin tersebut sudah ada dan dinyatakan aman, protokol kesehatan tetap harus dijalankan, karena adanya vaksin bukan jaminan 100% bahwa nantinya kita bisa aman terbebas dari virus Covid-19”, pungkasnya.
Tambahkan Komentar