Readtimes.id– Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) terus bertekad menekan dan menurunkan angka stunting melalui kolaborasi dengan berbagai pihak.
Pada tahun 2022, prevalensi balita stunting di Sulsel mencapai 27,2%. Data tersebut diambil berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan dan menduduki peringkat ke-10 prevalensi balita stunting tertinggi di Indonesia.
Angka balita stunting di Sulsel berkurang sebesar 0,2 poin dari tahun sebelumnya. Di tahun 2021 tercatat prevalensi balita stunting di provinsi ini sebesar 27,4%.
Kemudian di tahun 2022, terdapat 14 kabupaten dengan prevalensi balita stunting di atas rata-rata angka provinsi. Sisanya, 10 kabupaten/kota di bawah angka rata-rata prevalensi balita stunting.
Dengan kondisi yang seperti ini, diperlukan upaya yang strategis agar dapat membantu penurunan angka stunting di Sulsel. Upaya tersebut bisa dilakukan dengan kolaborasi antar pelaku serta sinergitas antar lembaga yang ada, baik pemerintah maupun unsur non pemerintah dan swasta.
Kajian penilaian cepat secara kualitatif di tingkat Provinsi Sulsel sangat diperlukan guna menemukan upaya strategis dimaksud . Untuk menganalisis hal tersebut, penggunaan Metodologi PEA (Political Economy Analysis) stunting bisa dilakukan.
Menurut Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Sulsel, Andi Mirna, untuk menurunkan prevalensi stunting di Sulsel membutuhkan inovasi. Oleh karena itu, diharapkan kolaborasi antar perangkat daerah yang bergabung dalam TPPS beserta mitra seperti TP PKK, FKM Unhas, USAID ERAT, untuk setidaknya setidaknya mencapai angka 16%.
“Sampai saat ini masih menjadi perdebatan data e-PPGBM dan hasil Survei Status Gizi Indonesia karena perbedaannya cukup signifikan,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Sulsel, Andi Mirna, saat membuka lokakarya stunting yang dilaksanakan USAID ERAT, Selasa 1 Agustus 2023.
Lokakarya Penilaian Cepat Kualitatif Program Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Provinsi Sulsel ini diikuti oleh OPD lingkup Pemprov Sulsel, akademisi, NGO, Forum CSR, serta organisasi mitra kerja terkait.
Sebagai penyelenggara kegiatan, USAID ERAT berharap adanya kesepakatan rencana aksi yang akan menjadi bahan USAID ERAT. USAID ERAT sendiri membantu memetakan langkah-langkah apa saja yang mempunyai daya ungkit yang tinggi untuk dilaksanakan dalam upaya percepatan penurunan stunting.
Editor : Ramdha Mawadda
9 Komentar