Dr. Rahmad M. Arsyad
Capaian Pertumbuhan Sulawesi Tengah sampai pada akhir tahun 2024 sangat menggembirakan yakni sampai diatas 9 persen lebih, Sulteng tumbuh diatas rata-rata nasional yang masih berkisar 5-6% . Jika dibandingkan dengan provinsi lain, Sulteng berada pada posisi kedua provinsi dengan pertumbuhan tinggi setelah Papua Barat secara nasional.
Tentu kita harus mengucapkan syukur atas pencapaian ini dan suka maupun tidak, harus mengucapkan apresiasi besar pada pencapaian Gubernur Sulawesi Tengah sebelumnya, Rusdy Mastura-Ma’mun Amir yang sedikit banyak memberikan kontribusi bagi kemajuan ekonomi Sulawesi tengah.
Pertumbuhan yang Belum Merata
Kalau berani jujur, pertumbuhan ekonomi yang dirasakan oleh Sulawesi tengah saat ini berdasarkan data BPS masih didominasi oleh sektor “industri pengolahan” yang bersumber dari dua kabupaten penghasil nikel kita yakni Morowali Utara yang tumbuh 16% dan Morowali 12% lebih.
Kedua kabupaten ini, menjadi daerah penyumbang utama bagi PDRB Sulawesi tengah. Sementara Kabupaten lain yang mengandalkan sektor seperti pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan yang menjadi fundamental kehidupan ekonomi masyarakat Sulawesi Tengah masih tumbuh sebesar 0,35%.
Melihat kondisi ini tidak mengherankan jika memiliki efek besar bagi angka kemiskinan Sulawesi Tengah masih berada di angka sama tingginya dengan pertumbuhan ekonomi yakni berkisar 11,77% masih lebih tinggi dari rata-rata nasional di kisaran 9%, padahal target capaian nasional angka kemiskinan berdasarkan Rencana Program Jangka Menengah Nasional (PJMN) 20024-2029 berada di angka 5 %.
Fakta kedua, berdasarkan catatan BPS hampir semua kabupaten di luar dua kabupaten tersebut tumbuh dibawah rata-rata nasional 5 %. Kondisi ini, mengindikasikan berarti pemerataan dan keadilan ekonomi belum terjadi di Sulawesi tengah, disparitas antara Morowali bersaudara dengan kabupaten lain di provinsi Sulawesi Tengah masih terjadi.
Kedua kabupaten tersebut tumbuh diatas 10%, sementara kabupaten lain masih dibawah 5%. Kondisi ini semakin diperparah oleh disparitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang menikmati akses sumber industri dimana mayoritas lapangan kerja diisi oleh mereka yang berasal dari luar Sulawesi Tengah maupun daerah luar kabupaten wilayah pertambangan.
Perusahaan industri pengolahan bisa saja berdalih faktor Pendidikan, Kompetensi, Keahlian teknis, senantiasa menjadi hambatan bagi rekrutmen sumberdaya lokal untuk bekerja pada lapangan kerja industri yang tersedia, padahal pada sisi yang lain kita belum mendapatkan laporan lengkap program penguatan kapasitas SDM lokal ini diberikan bagi SDM lokal baik CSR pendidikan dan pelatihan Vokasional lokal secara rutin dan menyeluruh.
Kedua faktor ini mesti menjadi prioritas Gubernur Baru yang akan memimpin Sulawesi Tengah pada masa akan datang yakni membangun pemerataan ekonomi antar kabupaten dan menghapuskan disparitas antar wilayah serta kedua menyiapkan SDM lokal untuk dapat memiliki kompetensi industrial yang bisa diserap oleh industri pengolahan yang ada.
Gubernur baru, Momentum Pemerataan Sulawesi Tengah.
Pada arah pembangunan Nasional untuk Pulau Sulawesi dalam RPJMN 2025-2029 Pemerintah Prabowo-Gibran, setidaknya Sulawesi Tengah bisa dilihat pada tiga besar arah perencanaan Nasional. Pertama, sebagai pengembangan Kawasan Pertanian dan Pengolahan hasil Pertanian untuk wilayah Palu, Sigi, Parimo, Poso, Buol, Tolitoli dan Donggala.
Kedua, zona pengembangan kawasan perairan dan maritim untuk Tojo Una-Una dan Banggai bersaudara. Serta yang ketiga yakni zona Pengembangan Kawasan Industri Pemurnian Nikel bagi Morowali- Morowali utara. Berdasarkan RPJMN ini, pemerintah Provinsi sebagai perwakilan pemerintah pusat yang ada di daerah sudah waktunya mampu menjadi jembatan antara pusat dan kabupaten/kota yang berada di Sulawesi Tengah.
Apalagi target Nasional pertumbuhan nasional berada di angka 8% dan kemiskinan menjadi 5%, kondisi pertumbuhan tinggi mestinya diikuti dengan “pemerataan ekonomi” sudah waktunya Gubernur baru tidak hanya berfokus mengejar pertumbuhan namun lebih berorentasi pada pemerataan yakni menciptakan keadilan ekonomi di Sulawesi Tengah.
Karena, Provinsi ini harus dibangun untuk kepentingan semua kalangan yakni “Pertumbuhan dan Pemerataan”. Karena kita punya janji kemerdekaan yakni memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Kedua hal ini mesti menjadi pekerjaan besar Gubernur dan Wakil Gubernur Baru selain banyak pekerjaan rumah lain yang menanti.
Tambahkan Komentar