Setiap tahun Indonesia dilanda bencana banjir, ada kota tertentu yang menjadi titik banjir seperti Makassar, Medan, Banjarmasin dan Manado. Sehingga diperlukan mitigasi yang dapat mengantisipasi datangnya bencana alam dengan dampak kerugian baik jiwa maupun materi dapat diminimalisasi.
Menjadi agenda tahunan dan anggaran bencana pun rutin ada setiap tahunnya. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sepanjang tahun ini hingga 8 Februari 2021, telah terjadi 355 kejadian bencana. Pemerintah menyiapkan anggaran hingga 11,5 triliun untuk penanganan bencana.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar, Muhammad Rusli mengatakan, setiap tahun disediakan dana dalam penanganan ketika terjadi bencana. Selama ini kita sudah mengantisipasi karena kejadiannya boleh dikatakan setiap tahun. Ketika terjadi genangan atau banjir semua sumber daya dikerahkan, peralatan-peralatan sudah standbay, termasuk relawan yang ada.
“Kepala RT/RW yang berada di titik banjir. Setiap saat dimonitoring, apabila terjadi gejala akan terjadinya banjir atau bencana. Mereka menginformasikan langsung ke posko, kemudian kita turun dalam mengantisipasi terkait apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Misalnya ketika terjadi banjir akan dievakuasi, penyaluran logistik, selimut dan kebutuhan lainnya kita siapkan,” ujarnya kepada readtimes.id, Rabu 24 Februari 2021
Pemahaman edukasi yang diberikan dalam mengantisipasi terjadinya bencana atau banjir, BPBD memberikan pencerahan kepada masyarakat supaya tidak kaget ketika terjadi bencana atau banjir. Namun masyarakat lebih dahulu menginformasikan kepada kami bahwa sudah ada tanda-tanda banjir bahkan setiap tahun mereka sudah tahu.
“Anggaran tidak terlalu penting, intinya kita sudah melakukan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat yang terdampak banjir,” ujarnya.
Adapun program mitigasi yang dilakukan pemerintah yaitu meningkatkan akurasi informasi kebencanaan bagi masyarakat melalui BMKG dan BNPB. Program mitigasi bencana dengan melakukan sinkronisasi pada mitigasi perubahan iklim seperti pengurangan kerusakan hutan, restorasi lahan gambut, reboisasi dan penghijauan daerah hulu sungai.
Dengan mengarus utamakan mitigasi perubahan iklim, secara langsung akan dapat mengurangi risiko terjadinya bencana alam di Indonesia. Hal lain dalam mitigasi diperlukan seperti memberikan edukasi kepada masyarakat tekait hal yang diperlukan ketika terjadi bencana seperti banjir.
Pemerintah melalui APBN telah mengalokasikan dana penanggulangan bencana. Alokasi dana tersebut terbagi dalam tiga kategori. Pertama, dana kontijensi bencana disediakan dalam APBN untuk kegiatan kesiapsiagaan pada tahap Prabencana. Kedua, dan APBN yang ditempatkan dalam anggaran BNPB untuk kegiatan pada tahap keadaan darurat.
Dana Siap Pakai (DSP) juga harus disiapkan oleh pemerintah daerah melalui APBD. DSP harus tersedia sesuai kebutuhan pada saat tanggap darurat. Ketiga, dana bantuan sosial berpola hibah yang disediakan dalam APBN untuk kegiatan pada tahap Pascabencana.
Tambahkan Komentar