Readtimes.id — Terletak dalam lingkaran cincin api pasifik tak ayal membuat Indonesia menjadi negara dengan potensi bencana tinggi setiap tahunnya.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tahun 2009-2020, total kejadian bencana yang melanda Indonesia mencapai 26.845 kejadian. Dimana 24.100 bencana dari 2009-2019 dan 2.745 sepanjang tahun 2020.
Oleh dasar itu pengembangan sistem peringatan dini perlu dilakukan untuk menekan risiko bencana, termasuk menambah anggaran bencana, yang kini masih terbatas terutama di daerah yang sumber anggaranya berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah ( APBD)
Seperti yang diketahui di Indonesia masing-masing daerah memiliki tingkat APBD yang berbeda-beda sehingga berimbas pada anggaran yang akan di alokasikan untuk bencana.
Hal ini yang kemudian lantas membuat gerak Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) sangat terbatas. Di Majene Sulawesi Barat misalnya sebagai daerah yang baru saja dilanda oleh gempa dengan kekuatan 6,2 skala richter alokasi anggaran bencana daerah dinilai tak cukup untuk menutupi keperluan mitigasi dan adaptasi bencana
Menurut keterangan dari Ilhamsyah Djuhaini Kepala Pelaksana BPBD Majene, dana yang diterima oleh pihaknya tidak sampai mencapai angka 1 persen dari APBD.
Seperti yang diketahui jumlah APBD Majene setelah perubahan mencapai 935 milyar pada tahun 2020, dimana jumlah ini menurun dari jumlah sebelumnya yaitu sebesar 990 milyar sebelum perubahan
Hal ini kemudian ditanggapi langsung oleh Ketua DPRD Sulbar, Sitti Suraidah Suhardi yang mengatakan jika hal tersebut disebabkan karena adanya refocusing anggaran pada tahun 2020 saat dikonfirmasi oleh readtimes.id
“Kita kan tahu bersama tahun lalu itu ada refocusing dana APBD, dimana sebagian dana APBD dialihkan untuk dana Covid-19. Sehingga tidak cukup jika mau dialokasikan untuk kebutuhan mitigasi bencana” ujarnya.
Tambahkan Komentar