Kota Melbourne di Australia sedang kembali melaksanakan lockdown akibat melonjaknya kasus Virus Corona (COVID-19). Warga lokal maupun WNI sama-sama harus merasakan pembatasan sosial.
Dilaporkan ABC Australia, Senin (20/7/2020), lonjakan penularan Virus Corona COVID-19 mendorong Menteri Utama negara bagian Victoria, Premier Daniel Andrews untuk mengembalikan pembatasan sosial ke tahap ketiga pada 9 Juli lalu.
Bahkan warga akan diwajibkan mengenakan masker bila keluar rumah dan jika tidak mungkin menjaga jarak mulai Kamis 23 Juli mendatang. Warga bahkan akan diwajibkan mengenakan masker bila keluar rumah.
Dalam pembatasan sosial tahap ketiga hanya ada empat alasan yang membolehkan warga untuk keluar rumah, termasuk untuk belanja bahan kebutuhan pokok, bekerja dan belajar jika tak bisa dilakukan dari rumah, keperluan dan butuhan medis, serta berolahraga.
ABC Indonesia telah menggelar acara ‘Ngobrol Bareng’ dengan menghadirkan empat warga Indonesia di Melbourne yang bekerja dengan berbagai profesi, yang bisa anda tonton di sini.
Salah satunya adalah dr Celyanda Goeltom yang menjelaskan sejak diberlakukannya pembatasan sosial di awal pandemi ini, tempat prakteknya telah memutuskan untuk tetap melayani pasien meski ada lockdown.
Namun, mereka menerapkan aturan-aturan baru bagi para pasien.
“Misalnya, pasien discreen melalui telepon apakah dia dari luar negeri atau ada kontak,” jelasnya.
“Lalu, kalau ada gejala, dia harus tunggu di mobil, kami yang keluar untuk melihat dan memeriksa kalau dia itu bisa atau tidak untuk masuk ke dalam gedung,” tambah dr Cely.
Hingga saat ini, klinik tempat kerja dr Cely tetap menerapkan protokol tersebut, walaupun pihak berwenang telah mengizinkan layanan kesehatan secara jarak jauh atau tele-medicine.
“Kalau tidak terlalu perlu, pasien tak perlu datang. Kami bisa layani lewat telepon atau video call,” jelasnya. Sebagai pekerja medis, dr Cely selama ini mengaku selalu mengenakan masker meski hal itu tidak diwajibkan.
“Saya dari dulu begitu, selalu memakai masker. Lalu baju putih saya seperti waktu masih jadi murid di FKUI saya pakai kembali, supaya kalau pulang ke rumah saya tidak bawa tapi ditinggal di kantor,” ujarnya.
Dampak lockdown dialami Sari Bui, seorang ‘support worker’ yang banyak menolong warga lanjut usia, biasanya memerlukan pendampingan setelah keluar dari rumah sakit.
“Biasanya kami diberitahu terlebih dahulu status COVID mereka, sudah tes dan hasilnya negatif,” ujar Sari Bui yang akrab dipanggil Nungky.
Tambahkan Komentar