RT - readtimes.id

Cemas Berlebih Belum Tentu Anxiety Disorder, Yuk Simak Bedanya!

Readimes.id– Kata anxiety akhir-akhir ini sering muncul di sosial media. Beberapa orang beranggapan bahwa anxiety adalah suatu gangguan mental yang bisa menyerang seseorang. Sebenarnya apa sih anxiety itu?

Anxiety memiliki arti rasa cemas atau kecemasan. Sehingga anxiety merupakan sebuah perasaan takut atau cemas dan khawatir yang dirasakan seseorang sebagai respon ketika menghadapi situasi yang membuatnya merasa tertekan (stressful), berbahaya, atau asing. 

“Anxiety adalah hal yang wajar terjadi pada setiap individu, baik secara sadar ataupun tidak. Karena hal itu adalah reaksi dan respon otomatis dari tubuh seseorang terhadap situasi stressful yang kita hadapi,”  ujar psikolog Cindi Meidiana Gustia, MPsi Psikolog kepada Readimes.id (04/4). 

Jika melihat dari sisi positifnya, anxiety bisa menjadi respon yang adaptif jika tidak berlebihan dan mengganggu pengidapnya, karena hal tersebut bisa membuat seseorang lebih waspada terhadap hal-hal yang dirasa berbahaya. Selain itu dapat pula mendorong seseorang melakukan sesuatu agar tidak stres. 

“Misalnya ketika akan menghadapi ujian, kita akan merasa cemas, dan karena perasaan cemas itu kita belajar lebih giat. Nah, jadi rasa cemas terhadap ujian mendorong kita untuk mempersiapkan diri dengan belajar,” jelas Cindi.

Sementara anxiety yang kurang adaptif ketika seseorang mengalami cemas secara berlebihan. Seperti mengganggu keberfungsian diri, menimbulkan masalah dan penyakit, serta rentan waktu kecemasan sering muncul dengan intensitas kuat. 

Meskipun demikian, diagnosa anxiety disorder atau gangguan kecemasan tidak bisa langsung disimpulkan kecuali oleh tenaga ahli seperti psikolog atau psikiater. Perlu diketahui juga bahwa anxiety dan anxiety disorder adalah dua hal yang berbeda. 

Tanda-tanda yang muncul ketika seseorang mengalami kecemasan adalah detak jantung meningkat, sesak, otot tubuh menegang, berkeringat, tangan atau kaki gemetaran, emosi yang tidak stabil, penurunan konsentrasi, kesulitan berbicara, dan melakukan aktivitas yang berulang. 

Meskipun begitu, tanda-tanda tersebut tidak selalu sama dengan setiap orang. Setiap orang akan mengalami tanda atau gejala yang berbeda. 

Psikolog Cindi mengatakan, anxiety tidak perlu dicegah, cukup dengan mengelolanya dengan baik. Lalu bagaimana cara mengelola kecemasan itu?

Caranya adalah banyak berlatih untuk menyadari rasa cemas yang dialami, mengenali sumber rasa cemas, mencari alternatif cara atau bentuk coping, tidak ragu mencari bantuan untuk mengatasi rasa cemas, dan menghindari self diagnose atau mendiagnosa diri sendiri.  

“Jika mengalami gejala kecemasan, jangan langsung menyimpulkan diri mengalami anxiety disorder karena itu adalah wewenang dari psikolog atau psikiater. Fokus saja pada solusi atau penyelesaian masalah, dan harus diingat bahwa anxiety adalah hal yang wajar dialami oleh siapa saja,” pungkas Cindi. 

Editor : Ramdha Mawadda

Dewi Purnamasakty

Tambahkan Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: