Sejak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Covid-19 sebagai pandemi dan meminta negara-negara untuk mengambil tindakan penanggulangan virus, banyak negara dengan cepat menerapkan strategi sambil mempercepat upaya mereka untuk mengendalikan penyakit. Tidak terkecuali Indonesia yang langsung menerapkan Work From Home (WFH) dan menerapkan pembelajaran online.
Rumah sakit di seluruh dunia berusaha memastikan mereka memiliki kapasitas, staf, struktur, dan persediaan yang diperlukan untuk menanggapi Covid-19. Tidak main-main, pandemi ini membawa perubahan yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari baik untuk para tenaga medis maupun pasien.
Selama pandemi, agar rumah sakit tetap berfungsi para pengelola atau manajemen rumah sakit mengambil langkah-langkah untuk menciptakan proses perawatan pasien dan lingkungan kerja yang aman bagi tenaga medis.
‘’Tantangan rumah sakit sebenarnya bukan hanya karena pandemi terjadi namun bagaimana mengikuti perkembangan jaman. Rumah sakit harus mampu mengikuti teknologi sehingga dapat bersaing di era 5.0 seperti mengembangkan telemedicine,’’ tutur Meirizal Ari Putra, S.Kep., Ns., M.K.M pada readtimes.id, Jumat, (29/01/2021).
Tidak bisa dipungkiri, bahwa rumah sakit dan tenaga medis harus merespon kebutuhan pasien dan menjaga kualitas pelayanan kesehatan dengan beradaptasi terhadap perubahan kondisi kerja.
Hingga hari ini, kasus Covid-19 di Indonesia telah menyentuh angka 1,04jt sementara ada beberapa rumah sakit di Indonesia terancam kolaps. Data dari Kementerian Kesehatan mencatat di Indonesia memiliki kapasitas keterisian tempat tidur yang melampaui batas aman dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni 60 persen. Secara nasional, rumah sakit rujukan Covid-19 keterisian tempat tidur telah mencapai rata-rata 75 persen.
Keterisian tempat tidur menjadi salah satu alasan rumah sakit kesulitan untuk menerima pasien baru. Beban lain rumah sakit sejak masa pandemi yakni mulai dari arus kas terganggu, uang muka kerja tidak lagi mencukupi biaya operasional, dan belum ada kejelasan kapan berakhir masa pandemi menjadi penyebab banyak rumah sakit terancam kolaps. Menurut Meirizal, rumah sakit bisa mengubah sistem kelolanya dan pelayanannya dengan digitalisasi.
Sudah banyak sistem kesehatan yang menawarkan pelayanan kesehatan digital yang memungkinakan pasien untuk menangani interaksi rutin seperti menjadwalkan janji temu, mencari dokter, tanya-jawab pertanyaan kesehatan, dan pembayaran digital. Percepatan health tech untuk rumah sakit sudah perlu dilakukan.
Tambahkan Komentar