Dewa Kipas, begitu julukan tenar bagi Dadang Subur. Kisah kontroversi pensiunan salah satu BUMN yang kini telah berumur 60 tahun itu, dimulakan ketika Dadang Subur lewat akun Dewa Kipas berhasil menghempaskan Levy Rozman peraih gelar Master Nasional 2011 Federasi Catur Amerika serikat lewat aplikasi permainan catur daring, Chess.com.
Levy Rozman yang populer sebagai enam besar pecatur dengan chanel YouTube teratas dunia, merasa keberatan dengan kemenangan Dewa Kipas. Rozman dan Chess.com kemudian menuduh, kemenangan itu hasil bantuan kecerdasan buatan atau bot, apalagi akurasi langkah Dadang di banyak laga konsisten di atas 90 persen.
Kontroversi Dewa Kipas yang semakin meluas pasca pihak Chess.com memblokir akun Dewa Kipas. Dadang subur tidak tinggal diam atas tuduhan Levy Rozman dan Chess.com. Dewa kipas membalas dengan menjelaskan, bahwa ‘Levy melakukan beberapa langkah yang salah atau mungkin tidak bersungguh-sungguh menghadapi Dewa Kipas’.
Banjir dukungan berdatangan untuk Dewa Kipas yang telah membawa angin harapan baru bagi kehormatan olahraga Indonesia yang terlalu lama tidak punya supremasi dan kehormatan pada bidang olahraga apapun. Untuk membuktikan tuduhan bahwa sang Dewa Kipas tidak melakukan kecurangan, satu persatu pecatur nasional dan dunia meminta bertanding menghadapi Dadang Subur.
Awalnya, sang dewa menolak tantangan sejumlah pecatur nasional. Sampai akhirnya, kabar terbaru Dadang Subur menyanggupi pertandingan persahabatan menghadapi Grand Master Nasional Wanita Termuda Indonesia dan menduduki peringkat 10 besar Irene Kharisma Sukandar akan ditayangkan secara live via akun Youtube Deddy Corbuzier (22/3/2021) sore nanti.
Terlepas dari berbagai kontroversi yang kini menghinggapi Dewa Kipas, termasuk hasil akhir pertandingan menghadapi Grand Master Irene Kharisma nanti, kehebohan yang kini terjadi akibat Dewa Kipas sebenarnya merupakan refleksi dari kerinduan publik tanah air akan prestasi olahraga Indonesia yang kini semakin hari jauh dari menggembirakan.
Dewa kipas atau Dadang Subur, hanyalah ikon dari kerinduan akan supremasi, dominasi Indonesia yang sudah lama minim prestasi dalam semua cabang olahraga. Apalagi, nasib tragis baru saja menimpa Indonesia untuk cabang olahraga yang selama ini menjadi supermasi negeri sendiri yakni bulu tangkis dimana pada event All England di Inggris, nasib Indonesia berakhir tragis terusir dari arena.
Semoga kehadiran Dewa Kipas dapat mengipaskan angin inspirasi harapan baru bagi anak-anak negeri, bahwa manusia-manusia Indonesia masih bisa punya prestasi. Kita bangsa yang punya kekuatan dan supermasi untuk melakukan diplomasi negara dan memperkenalkan nama Indonesia lewat cabang olahraga.
Salam olahraga!
552 Komentar