Hari Ginjal Sedunia dimulai pada tahun 2006, kampanye ini untuk menciptakan kesadaran. Kesadaran tentang kesehatan ginjal yang berfokus pada pentingnya ginjal dan efek penyakit ginjal serta masalah kesehatan yang terkait dengannya di seluruh dunia. Setiap tahun, Hari Ginjal Sedunia diperingati pada hari Kamis Kedua di bulan Maret. Di tahun 2021, Hari Ginjal Sedunia diperingati pada hari Kamis, tanggal 11 Maret 2021.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, pasien gagal ginjal kronis sebanyak 30.554 pasien aktif menjalani dialisis pada tahun 2015. Keterlambatan deteksi dan penanganan terhadap penyakit ini membuat prevalensi kematian cukup tinggi. Ginjal memiliki fungsi yang penting dalam memproduksi urin, menyaring dan mengontrol keseimbangan kimiawi dari tubuh, mengontrol tekanan darah, dan memproduksi hormon serta vitamin.
Seiring bertambahnya usia, kita menghadapi risiko ginjal yang kurang bekerja dengan baik tetapi ginjal juga bisa bekerja kurang baik akibat kondisi medis tertentu seperti diabetes atau tekanan darah tinggi bahkan penggunaan obat resep tertentu dalam jangka panjang. Sehingga, perlu untuk menjaga kesehatan ginjal dan penanganan yang tepat bagi pasien penyakit ginjal.
“Di Indonesia, berdasarkan Data Indonesia Renal Registry tahun 2018, proporsi penyebab dari pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani dialisis adalah hipertensi (36 %) sebagai urutan pertama dan diabetes sebagai urutan kedua (28%). Untuk usia yang rentan mengalami penyakit ginjal baik laki-laki dan perempuan yaitu di usia lebih 60 tahun,” jelas Prof. DR. Dr. Syakib Bakri, Sp.PD, K-GH selaku ketua PENEFRI (Perkumpulan Nefrologi Indonesia) Korwil Sulsel – Sulteng – Sultra – Kaltim – Ambon – Papua – Papua Barat dalam acara Simposium Virtual Hari Ginjal Sedunia, Minggu, 7/3/2021.
Prof. DR. Dr. Syakib Bakri, Sp.PD, K-GH juga menjawab lebih dalam mengenai beberapa hal terkait ginjal. Berikut ini penjelasannya:
1. Usaha apa yang bisa dilakukan agar seseorang bisa terhindar dari penyakit ginjal ?
Penyakit ginjal dapat dihindari dengan penerapan pola hidup sehat tentunya. Pada Hari Ginjal Sedunia tahun 2021 ini, perhimpunan nefrologi dunia (ISN) menekankan kembali mengenai “8 Golden Rules” dalam mencegah penyakit ginjal yaitu :
- Tetap Sehat dan aktif
- Makan makanan sehat dengan gizi seimbang
- Cek dan control gula darah
- Cek dan Kontrol Tekanan Darah
- Konsumsi air yang cukup
- Jangan Merokok
- Jangan menggunakan obat penghilang nyeri dan jamu-jamuan secara terus menerus
- Lakukan pemeriksaan fungsi ginjal jika anda memiliki “Faktor Risiko Tinggi” :
- Diabetes
- Hipertensi
- Obesitas (Kegemukan)
- Ada riwayat penyakit ginjal dalam keluarga
- Umur lebih 60 tahun
- Ada Riwayat penyakit jantung dan pembuluh darah diabetes
Untuk pasien diabetes pemeriksaan fungsi ginjal setahun sekali dan non-diabetes dua tahun sekali.
2. Apa saja pilihan pengobatan bagi pasien penyakit ginjal seperti pada penyakit ginjal kronik ?
Pada stadium 1 sampai 4 yang fungsi ginjalnya diantara 15-90% dilakukan pengobatan konservatif berupa diet rendah protein dan rendah garam serta pemberian obat-obatan. Pada stadium 5 yang fungsi ginjalnya antara kurang dari 15% harus dilakukan pengobatan pengganti ginjal berupa dialysis (cuci darah) atau cangkok ginjal.
3. Usaha apa yang bisa dilakukan bagi orang yang sudah terlanjur memiliki penyakit ginjal kronik agar terhindar dari kondisi yang lebih buruk?
Penyakit dasar atau penyakit yang merupakan penyebab harus dikontrol dengan ketat. Contohnya pasien diabetes gulanya harus terkontrol, pasien hipertensi tekanan darah harus terkontrol. Dokter telah dibekali kemampuan dan ketrampilan pengobatan untuk mencegah perburukan penyakit ginjal.
4. Bagaimana meningkatkan kualitas hidup pada pasien yang sudah mengalami penyakit ginjal kronik yang sudah menjalani cuci darah ?
Penderita penyakit ginjal kronik tahap akhir yang biasa kita sebut gagal ginjal, jika sudah menjalani terapi dialisis atau cuci darah tentunya dapat mengalami penurunan kualitas hidup. Perbaikan kualitas hidup pada penderita gagal ginjal yang menjalani hemodialisis tentunya tidak hanya melibatkan peran tenaga medis (perawat dan dokter) tetapi juga melibatkan peran keluarga dan lingkungan.
Dari sisi peran tenaga medis, tentunya efektifitas terapi hemodialisis dan kontrol secara teratur akan membantu perbaikan kualitas hidup penderita dengan penurunan kadar racun ginjal yang menyebabkan gejala-gejala klinis dan mengganggu kualitas hidup pasien. Peran perawat mahir dialisis dalam hal ini memberikan pelayanan dalam tindakan hemodialisis dapat memberikan rasa nyaman selama pelaksanaan terapi hemodialisis juga akan membantu ketaatan penderita dalam menjalani pengobatan. Peran keluarga dan lingkungan sosial juga tidak kalah pentingnya dalam mendukung penderita menjalani pengobatan.
5. Di masa pandemi, apakah pasien-pasien dengan penyakit ginjal rentan terkena infeksi virus covid ?
Penyakit ginjal kronik tidak hanya menyebabkan gangguan ginjal namun juga mengakibatkan gangguan pada sistem tubuh yang lain, salah satunya gangguan pada mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi. Hal tersebut mengakibatkan seseorang dengan penyakit ginjal kronik mengakibatkan penurunan daya tahan tubuh yang menjadikan penderita penyakit ginjal kronik lebih berisiko terinfeksi Covid-19 dibandingkan dengan orang sehat.
Tambahkan Komentar