Readtimes.id– Siapa yang tidak mengenal buah naga? Buah ini memiliki rasa lezat dan banyak mengandung manfaat untuk tubuh. Namun, tahukah kamu selain dikonsumsi, buah naga juga bisa menjadi alternatif pengobatan untuk luka luar loh! Karena buah ini mengandung flavonoid yang mencegah inflamasi pada luka.
Inovasi ini dilakukan oleh Ishmah Rosyidah M dan beberapa timnya, dengan memunculkan pengobatan alternatif untuk luka luar berbahan dasar buah naga.
Sejak awal, Mahasiswa jurusan keperawatan itu tertarik mempelajari hal-hal terkait luka. Sehingga ide membuat plester luka dari buah naga didapatkan melalui beberapa jurnal ilmiah yang telah dibaca serta penelitian yang dilakukan dosennya di Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin.
Plester luka berbahan dasar buah naga bisa menjadi alternatif untuk menggantikan plester luka konvensional yang banyak dijual di pasaran karena agak sulit dilepas serta menimbulkan bekas pada kulit.
Selain menyembuhkan, plester luka berbahan dasar buah naga ini juga bisa mempercepat proses penyembuhan luka tiga kali lebih cepat dibanding dengan perawatan luka lain dan menggunakan plester konvensional.
“Kelebihan dari plester luka yang saya buat ini adalah pengobatan lukanya bisa lebih simpel, tidak perlu lagi menambahkan pelembab luka, karena di plasternya sendiri sudah terkandung bahan tersebut. Sementara kekurangannya, karena plester yang digunakan berbahan dasar hidrogel sehingga jika terkena air maka akan mudah lepas,” ujar Ishma pada Readtimes.id (18/04/22).
Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan, proses penyembuhan luka dengan memakai plester buah naga pada luka insisi (luka irisan oleh benda tajam seperti operasi) akan sembuh selama 3 hari. Sedangkan plester konvensional membutuhkan waktu lebih dari 7 hari.
Plaster buah naga ini tidak hanya menggunakan buah naga saja, beberapa bahan lain juga dibutuhkan sebagai tambahan pelarut, seperti etanol 70%, gliserin, propilen, dan glikol.
Sebelum dibentuk menjadi plester, terlebih dahulu buah naga melalui proses ekstraksi, yaitu dikeringkan menggunakan oven simplisia. Proses ekstraksi ini akan berlangsung selama 3 hari untuk mendapatkan ekstrak total.
Saat ini proses pembuatan plester luka masih berada pada tahapan awal yaitu pengujian pada luka insisi yang dilakukan oleh Ishma dan tim.
Selanjutnya, tim Ishma akan menunggu jurnal dari penelitiannya dikeluarkan serta hak paten dari produk yang mereka buat.
“Untuk saat ini masih dalam tahap awal saja, yakni pengujian pada luka insisi dan penyusunan serta penerbitan untuk jurnalnya masih dalam proses. Hak paten juga sebenarnya sudah kami urus namun masih belum dilanjutkan karena berbagai hal. Sampai sejauh ini juga, kami belum berani produksi dan perjual-belikan kalau jurnal serta hak paten belum diterbitkan. Semoga saja hal-hal yang kami harapkan ini bisa terselesaikan dan terlaksana dengan baik, atas izin Allah,” jelas Ishma.
Editor : Ramdha Mawaddha
Tambahkan Komentar