Readtimes.id- Ibarat investasi akhirat, menjadi relawan adalah sebuah panggilan jiwa untuk membantu meringankan beban saudara kita yang membutuhkan. Banyak hikmah yang didapat, bukan hanya tentang indahnya berbagi dengan sesama, namun lebih dari itu.
Terjadinya gempa di wilayah Majene dan Mamuju Sulawesi Barat pada Kamis, 14 Januari 2021 lalu. Ratusan warga yang mengalami luka berat dan luka ringan yang semua butuh bantuan medis. Bencana ini terus mengundang bantuan dari berbagai kalangan, seperti dari relawan dokter di Indonesia
Para relawan tersebut diantaranya dr Fadli Ananda SpOG M Kes, bersama Tim Medis Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Sulsel. Dokter dan mahasiswa kedokteran FK UMI bersama The Association of Medical Doctor of Asia (AMDA) Indonesia, Pemkab Luwu, Medical Emergency Rescue Committe (MER-C), sebagai lembaga kemanusiaan dan kebencanaan dan lembaga lainnya.
Dokter relawan tersebut terdiri dari dokter spesialis tulang, penyakit dalam, dokter umum, dokter anestesi, spesalis kandungan, perawatan bedah, bidan, dan master kesehatan, yang hadir di dua kabupaten di Sulbar, yakni majene dan mamuju sebagai daerah yang terdampak gempa paling parah.
Semua bergabung dengan relawan lain, dengan memaksimalkan pelayanan kepada para korban. Mereka menberikan pelayanan dan kesehatan gratis. Ada yang dari jakarta, bogor, bekasi, medan, tangerang banten, palu, Makassar, Ambon dan Marauke.
“Jika bencana terjadi, dokter setempat biasanya masih mengalami trauma bencana. Psikologi dan orang-orang yang terkena bencana dan pasti beda. Sehingga membutuhkan relawan yang datang untuk dokter-dokter mereka yang terkena bencana. Semua ikut andil sebagai relawan disana, selama ini kita bekerja untuk kemanusiaan,” ujar dr Fadli Ananda kepada readtimes.id
dr Fadli merupakan dokter kandungan di RSIA Ananda Makassar, sering menjadi relawan dalam misi kemanusiaan. Beberapa kali sebagai relawan kemanusiaan saat terjadi bencana di Palu, banjir di Gowa dan Jeneponto.
Aktif diberbagai kegiatan kemanusiaan di tanah air, selama seminggu terlibat pasca bencana tsunami di Palu Sulawesi Tengah dan empat hari mengabdi di Mamuju sejak hari pertama gempa, dengan mengoperasi 16 ibu-ibu untuk bisa melahirkan secara sesar.
Gempa sempat menyebabkan ekonomi, infrastruktur, sosial serta sektor kesehatan di Sulbar terpuruk. Sulbar merupakan daerah yang berbatasan dengan Kabupaten Donggala di Porvinsi Sulawesi Tengah, pada 28 September 2018 diporak-porandakan gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,4.
Meski dampak gempa yang terjadi di beberapa wilaya di Sulbar, tidak separah dibandingkan Kota Palu, Donggala, dan Kabupaten Sigi dengan menelan Korban jiwa mencapai ribuan orang dan krusakan bangunan rumah, infrastruktur cukup besar dan kerugian yang sangat besar. Sedangkan gempa di Sulbar telah menelan korban jiwa hingga puluhan orang.
5 Komentar