Readtimes.id- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengumumkan total kasus Covid-19 di Indonesia telah mencapai 1.012.350 dengan total jumlah kematian mencapai 28.468. Angka ini lebih banyak dari total seluruh kasus di negara-negara Asia Tenggara lainnya yang berjumlah 917.279 kasus.
Angka positivity rate Covid-19 Indonesia mencapai persentase 33,24 persen, yang artinya lebih dari enam kali lipat dari angka 5 persen ambang batas minimal positivity rate yang ditetapkan oleh standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Pencapaian ini terjadi hanya dua minggu setelah Indonesia meluncurkan program vaksinasi yang menggunakan vaksin CoronaVac, yang dikembangkan perusahaan China, Sinovac.
Positivity rate adalah persentase jumlah kasus positif terinfeksi virus corona dibagi dengan jumlah orang yang menjalani tes atau pemeriksaan.
Jakarta menjadi kota dengan kasus terbanyak saat ini, dengan lebih dari 250.000 kasus positif COVID-19 dan lebih dari 4.000 kasus kematian. Sementara hanya tinggal 8,5 persen dari total 8.066 tempat tidur rumah sakit yang tersedia untuk pasien Covid-19, berdasarkan data pemerintah hingga Selasa, 26 Januari kemarin.
Faktor paling utama di dalam memperkirakan perkembangan ekonomi tahun 2021 tidak lain adalah Pandemi Covid-19, yang sekarang sudah membawa ekonomi masuk dalam kubangan resesi. Pertumbuhan ekonomi mulai jatuh pada triwulan kedua 2020, sebesar-5,32 persen, yang kemudian berlanjut pada triwulan ketiga, sebesar -3,49 persen.
Perkiraan perkembangan ekonomi dari Institute for Developmentof Economics and Finance (INDEF), memperlihatkan masalah berat dalam kebijakan mengatasi pandemi ini sehingga akan berdampak krusial bagi perekonomian 2021.
Anggota Komisi IX DPR Netty Prasetiyani mengatakan, penanganan pandemi Covid-19 di Tanah Air yang dilakukan pemerintah tak berjalan maksimal. Meski pandemi telah berjalan hampir 11 bulan, ia menyebut, masih banyak persoalan di lapangan yang belum juga beres.
Misalnya, pengetesan, pelacakan, dan perawatan yang rendah dan belum merata. Pelaksanaan protokol Kesehatan, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak juga kian longgar. Juga kekurangan ruang isolasi dan tenaga kesehatan, realisasi insentif nakes yang belum 100 persen, sengkarut data vaksinasi, hingga buruknya komunikasi publik.
Tahun depan diprediksi oleh pemerintah sebagai tahun pemulihan ekonomi pasca Pandemi. Namun, tidak terlihat perkembangan tidak pasti kapan covid-19 bisa teratasi atau setidaknya memperlihatkan kecenderungan kasus yang semakin menurun.
Maret 2019 sampai awal Januari 2021, masalah covid-19 dan kasus hariannya di Indonesia terus-menerus meningkat dari hari ke hari. Kasus harian covid-19 hanya ratusan beberapa bulan yang lalu, kini kasus hariannya sudah mendekati 10 ribu kasus.
Pertumbuhan ekonomi tahun 2021 diperkirakan hanya sebesar 3 persen, kecuali ada perubahan kebijakan yang pebih baik dalam mengatasi pandemi.
Faktor krusial dalam proses pemulihan ekonomi pada tahun 2021. Terdapat pengangguran tambahan sebesar 1,1 juta orang sebagai akibat Covid 19 dan sekitar 2,6 juta orang angkatan kerja baru yang tidak terserap sehingga tambahan pengangguran totalnya tahun 2021 sebesar 3,6 juta orang.
APBN mengalami masalah cukup berat sejak lama dari sisi penerimaan pajak yang kritis dan pengeluaran yang tidak efisien dan boros. Masalah anggaran selama beberapa tahun terakhir ini terjangkit penyakit defisit primer. Artinya, tanpa faktor utang, penerimaan negara tidak cukup untuk membiayai pengeluaran yang diperlukan.
Beberapa catatan untuk tahun 2021, yang memerlukan perhatian yaitu belanja dan pendapatan Negara.
Pendapatan Negara pada tahun 2021 yang sebesar Rp1.473,6 triliun atau turun sebesar-21,9 persen dibandingkan sebelum pandemi (normal) sehingga tahun2021 belum pulih sepenuhnya meski terdapat perbaikan dibandingkan Perpres 72 Tahun2020.
Belanja Negara pada tahun 2021 yang sebesar Rp2.750 triliun naik sebesar 8,3 persen dibandingkan sebelum pandemi (normal) namun terdapat kenaikan sebesar 0,39 persen dibandingkan Perpres 72 Tahun 2020. Namun sayangnya, belanja transfer daerah ditinggalkan dalam fase pemulihan ekonomi dimana dibandingkan sebelum pandemi -7,2 persen (APBN2020).
1 Komentar