Readtimes.id- Gizi buruk salah satu penyebab gangguan kesehatan yang bedampak pada bayi atau anak. Akibat kekurang gizi kronis menyebabkan anak memiliki tubuh pendek atau lebih kurus.
Stunting adalah gangguan tumbuh kembang yang menyebabkan anak memiliki postur tubuh pendek, jauh dari rata-rata anak lain diusia sepantaran. Tanda-tanda dapat dilihat saat anak berusia dua tahun, akibat asupan gizi tidak tercukupi saat anak masih dibawah usia dua tahun. ASI ekslusif atau makanan pendamping ASI (MPASI) yang diberikan kurang mengandung zat gizi yang berkualitas, termasuk zink, zat besi, serta protein.
United Nation Children’s Fund (UNICEF) mencatat lebih dari dua juta anak di dunia menderita gizi buruk. lebih dari tujuh juta anak di bawah usia lima tahun yang mengalami stunting. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) mempredisi tujuh juta bayi di Indonesia mengalami stunting pada tahun 2024.
Organsasi Kesehatan Dunia (WHO), menempatkan Indonesia sebagai negara ketiga dengan kasus tertinggi di Asia. Dengan demikian, langkah pencegahan stunting harus terus lakukan.
Stunting pada anak dapat dicegah sejak masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun, ini sebagai periode 1000 hari pertama kehidupan. Dengan meningkatkan asupan gizi ibu hamil dengan makanan yang berkualitas. Zat besi dan asam folat merupakan kombinasi nutrisi yang penting selama hamil.
Bagaimana cara mencegah stunting sejak bayi lahir? Berikut beberapa pencegahan yang disarankan, dirangkum dari berbagai sumber:
1. Pemberian ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan
Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan dan dilanjutkan hingga bayi berusia dua tahun. Hal ini bisa menurunkan risiko stunting pada bayi.
Kandungan ASI yang mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi. Sebab ASI mengandung protein whey dan kolostrum sehingga bayi tidak mudah terserang penyakit. Selain itu, mengadung gizi mikro dan makro yang dibutuhkan bayi untuk tumbuh kembangnya.
2. Bayi mengonsumsi MPASI yang sehat dan bergizi
Usia 6 bulan keatas, ibu sudah bisa memberikan makanan pendamping ASI. Memilih makanan yang sehat, bergizi, dan mampu memenuhi gizi mikro dan makro yang sebelumnya didapatkan dari ASI.
MPASI untuk menurunkan risiko stunting sebaiknya mengandung zat besi, asam folat, dan yodium. Zat besi dan folat agar terhindar dari anemia. Kandungan tersebut terdapat pada telur, kentang, brokoli, pepaya, alpukat, dan makanan laut.
WHO merekomendasikan sebaiknya ibu perlu berhati-hati dalam menentukan produk tambahan makanan tersebut. Sebaiknya orangtua berkonsultasi dulu dengan dokter untuk menentukan penambah nutrisi yang akan diberikan kepada anak.
3. Terus pantau tumbuh kembang anak
Terus pantau tumbuh kembang anak, terutama dari tinggi dan berat badan anak. Dengan membawa si kecil secara berkala ke Posyandu maupun klinik khusus anak atau ke dokter. Sehingga akan memudahkan bagi orangtua untuk mengetahui gejala awal, gangguan, maupun penanganan stunting jika terjadi.
Orangtua harus mengetahui tinggi dan berat badan si kecil agar memudahkan untuk mendeteksi gejala awal stunting. Berikan bayi imunisasi sebagai upaya perlindungan si Kecil dari infeksi penyakit. Apabila mulai melihat adanya gejala stunting, segera konsultasi ke dokter anak untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
4. Selalu menjaga kebersihan lingkungan, air dan sanitasi
Anak-anak sangat rentan terhadap serangan penyakit pada lingkungan yang kotor. Lingkungan kotor merupakan faktor secara tak langsung dapat meningkatkan peluang stunting. Diare salah satu pemicu diare datang dari paparan kotoran yang masuk ke dalam tubuh manusia.
Oleh karena itu, orangtua perlu menjaga kebersihan lingkungan termasuk sanitasi dan air yang digunakan untuk mandi atau minum. Ciri-ciri air bersih adalah tidak berbau, jernih, dan terasa tawar.
5. Hindari paparan asap rokok
Hindarkan bayi dari paparan asap rokok. Apabila Ibu terbiasa merokok sebelum hamil, sebaiknya hentikan sementara waktu selama masa menyusui. Paparan asap rokok diketahui dapat meningkatkan risiko bayi memiliki berat badan rendah dan meningkatkan risiko stunting.
Si Kecil agar menghindari asap rokok. Apabila ada anggota keluarga yang merokok di rumah, sebaiknya memintanya untuk tidak merokok di dalam rumah. Mengajak anak jalan-jalan ke luar rumah, untuk memilih lokasi yang bebas dari asap rokok.
6. Membaca dan memahami ilmu kesehatan
Pemahaman baik tentang stunting akan mampu memberikan orangtua kesadaran arti pemenuhan gizi bagi anak. Di era teknologi saat ini, informasi kesehatan ini bisa kita dapatkan dengan mudah melalui internet ataupun buku. Maka dari itu, kegiatan membaca bisa menjadi cara sederhana bagi orangtua untuk memahami stunting.
Sudah menjadi sebuah keharusan bagi para orangtua untuk berbagi informasi tentang stunting pada lingkungan sekitarnya. Pasalnya, efek jangka panjang dari stunting mampu mengganggu kualitas kecerdasan anak yang berdampak terhadap rendahnya sumber daya manusia Indonesia.
2 Komentar