RT - readtimes.id

Kenali Gejala Pendarahan Otak yang Sering Diabaikan

Readtimes.id– Belum lama ini komedian sekaligus pembawa acara Tukul Arwana dirawat di rumah sakit karena mengalami pendarahan otak. Meski demikian, ia dikabarkan berangsur pulih setelah sempat menjalani operasi pada 22 September 2021.

Banyak yang belum mengetahui bahwa pendarahan otak merupakan tipe stroke yang disebabkan oleh pecahnya arteri dari dalam otak sehingga mengakibatkan terjadinya pendarahan lokal pada jaringan di sekelilingnya.

Proses seseorang mengalami pendarahan pada otak dapat bervariasi. Ada yang hitungannya hari, bulan, atau tahun, tergantung dari orangnya sendiri apakah gejala-gejala yang dirasakan dianggap keluhan atau tidak.

Jika seseorang sudah mengalami pendarahan pada otak, maka seseorang dapat mengalami hilang kesadaran, terjatuh tiba-tiba, atau tidak terbangun dari tidur.

Dilansir dari Antara (27/9) spesialis bedah saraf dr. Subrady Leo Soetjipto Soepodo menjelaskan beberapa gejala yang patut diwaspadai dan bisa menjadi indikasi terjadinya pendarahan otak.

Anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Saraf Indonesia itu menuturkan, pendarahan pada otak pada dasarnya tidak terjadi secara tiba-tiba, kecuali pada seseorang yang mengalami kecelakaan.

“Sakit kepala atau kebas di beberapa bagian tubuh seperti kebas pada kaki, tangan, atau wajah merupakan gejala dasar yang bisa terjadi dan sering diabaikan oleh banyak orang,” ujarnya.

Gejala yang paling mudah dideteksi dari orang yang pembuluh darahnya pecah atau tersumbat adalah fungsi bagian muka, bicara, gerak dan menelan yang sudah tidak normal. Faktor lain yang patut diwaspadai adalah merasa sering pusing dan butuh waktu atau tidak bisa langsung bangun dari posisi berbaring. Hal tersebut terjadi karena adanya perubahan tekanan dari posisi datar, duduk, atau tegak.

Walaupun pendarahan terjadi di otak, namun masyarakat perlu memahami bahwa pemicu pendarahan di otak bisa berasal dari penyempitan atau pecahnya pembuluh darah di bagian tubuh lainnya, seperti jantung, lengan, kaki, atau bagian tubuh lain.

Dengan begitu, setiap orang dapat melakukan pemindaian awal potensi penyumbatan dan pecahnya pembuluh darah yang paling mudah. Yaitu mengecek tekanan darah melalui alat pengukur tekanan darah, sesaat setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas. Bangun tidur sebelum beraktivitas adalah waktu yang paling tepat untuk menunjukkan tekanan darah dibandingkan setelah beraktivitas.

Fransiska Ignasia

Tambahkan Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: