Harus diakui meskipun perbedaan pandang di tubuh organisasi Islam telah terjadi sejak lama, namun bisa dipastikan di rezim ini lah benturan – benturan wacana keislaman benar-benar mempengaruhi kehidupan sosial dan pandangan politik masyarakat.
Momentum pilkada Jakarta adalah contohnya, bagaimana wacana keislaman dimainkan dengan serta merta untuk mempengaruhi opini publik khususnya masyarakat Jakarta untuk menghakimi salah satu calon pada saat itu.
Kesuksesan memainkan wacana Islam politik ini lah yang kemudian berhasil memunculkan nama FPI ( Front Pembela Islam ) sebuah organisasi Islam konservatif yang digawangi oleh Rizieq Sihab ke permukaan. Organisasi yang sebenarnya telah berdiri sejak tahun 98 namun baru benar-benar merebut perhatian publik ketika momentum Pilkada tempo hari.
Popularitasnya bahkan kian hari semakin naik meskipun pilkada telah usai. Dengan warna pergerakan yang berani dan cukup kontroversi dalam menyatakan sikap sebagai oposisi dari rezim hari ini serta cita-cita untuk mewujudkan NKRI bersyariah, perlahan namun pasti mulai menggeser kepopuleran Muhammadiyah dan NU sebagai organisasi Islam yang dipercaya oleh masyarakat sebagai rujukan kehidupan bermasyarakat dan beragama yang belakangan dinilai kehilangan gaungnya.
” Pertama masyakat melihat FPI konsisten dalam melakukan perlawanan. Dan ini yang tidak didapati di ormas-ormas yang lain” tukas Syahrir Karim pengamat politik UIN Alauddin Makassar.
Syahrir menilai FPI telah menjelma menjadi ruang bagi sebagian mereka ( umat Islam) yang selama ini merasa terkucilkan dan terdzolimi oleh pemerintah dalam mengekspresikan idealisme yang dianut, dimana tidak dapat disalurkan oleh organisasi Islam besar yang telah masuk dalam lingkaran pemerintah.
Dalam penjelasannya bahkan Syahrir juga menegaskan bahwa jika ingin tetap digandrungi oleh para pengikutnya FPI harus menahan diri untuk beralih menjadi partai dan terlibat politik praktis lebih dalam karena sejatinya ormas yang hari ini besar juga dulunya melawan seperti FPI namun pada akhirnya harus mengecilkan suara bahkan kini tidak ada sama sekali.