Readtimes.id- Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sulawesi Selatan soroti kegagalan pemerintah Kota Makassar memperoleh Piala Adipura tahun 2023.
Menurut organisasi lingkungan ini, kegagalan Pemkot Makassar meraih Piala Adipura karena Dinas Lingkungan Hidup (DLH) tidak memiliki program yang baik, jitu, dan komprehensif dalam mengelola lingkungan hidup, khususnya persoalan sampah.
Menurut Kepala Departemen Riset dan Keterlibatan Publik Walhi Sulawesi Selatan, Slamet Riadi, kegagalan meraih Adipura harus menjadi momentum bagi DLH Kota Makassar untuk melakukan evaluasi besar-besaran.
Slamet mengatakan, sejak Wali Kota Makassar dilantik, DLH sama sekali tidak punya program. Ditambah lagi badan pembangunan internasional dan mitranya di Makassar yang menjalankan program sampah, sama sekali tidak berkontribusi dalam mengatasi masalah sampah.
“Belum lagi dukungan DPRD dan Wali Kota Makassar terhadap DLH juga sangat minim. Ditambah peran UPT Bank Sampah yang tidak maksimal,” ujarnya.
Slamet juga menjelaskan bahwa masalah sampah di Kota Makassar harus diberi perhatian yang serius seperti halnya dengan masalah banjir. Bukan karena ingin mendapatkan Adipura, melainkan karena volumenya terus bertambah.
“Sekarang, DLH harus membuka diri, DLH harus menerima serta mengadopsi masukan dan ide-ide dari luar, khususnya dari organisasi yang ekspert pada isu sampah,” sambungnya.
Ia juga mengatakan Wali Kota dan Ketua DPRD juga harus memberi anggaran yang besar kepada DLH agar dapat mengatasi volume sampah yang semakin besar.
“Adipura itu bonus, bukan tujuan”, tegasnya.
Sebelumnya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) mengumumkan daftar peraih Anugerah Adipura 2022.
Di Sulsel, yang meraih Anugerah Adipura 2022 ada Kabupaten Luwu Timur, Sidenreng Rappang, Bulukumba, Bantaeng, Maros, Pinrang, Barru, Palopo dan Parepare.
Sedangkan peraih Sertifikat Adipura 2022 di Sulsel hanya tiga, yaitu Kabupaten Wajo, Enrekang dan Bone.
Tambahkan Komentar