Readtimes.id- Perjalanan panjang harus ditempuh Tim Nasional Indonesia U-20 untuk melakoni pemusatan latihan persiapan Piala Asia dan Piala Dunia U-20 2023. Tidak hanya jauh, pemusatan latihan ini juga bakal berlangsung cukup lama.
Perjalanan tersebut sejatinya dimulai pada pertengahan Oktober lalu, kala 34 pemain dan sejumlah staf diboyong ke Turki. Selain negara dua benua tersebut, para tim muda juga bakal melanjutkan pemusatan latihan di Spanyol. Tujuannya tentu saja untuk menjalin kerja sama antarpemain dan mempersiapkan mereka demi prestasi maksimal di Piala Asia dan Piala Dunia.
Keberangkatan para pasukan muda ke Eropa tentunya diiringi harapan-harapan besar untuk sepak bola Indonesia yang masih sedang berduka. Di tengah suasana yang masih serba tanda tanya, para pasukan muda tetap harus melaksanakan kewajiban mereka sebagai bagian dari Timnas.
Kehadiran pemusatan latihan kali ini bukan hanya sekadar untuk membuat para pemain fokus terhadap kejuaraan di depan mata. Keberangkatan ini juga dapat memberikan ruang kepada para atlet untuk menjaga kondisi fisiknya di tengah Liga Indonesia yang masih tak kunjung jelas kapan bergulir kembali.
Meski masih berstatus sebagai bagian dari tim kelompok umur, beberapa pemain yang ikut pemusatan latihan ini juga sudah bermain di reguler untuk tim masing-masing. Sebut saja seperti Marselino Ferdinan, Alfriyanto Nico, M. Ferrari, dan M. Dzaky Asraf. Ketiadaan liga jelas mengurangi beban latihan yang diberikan kepada mereka.
Pengurangan beban latihan tentu saja juga bakal berdampak bagi kondisi fisik para atlet yang idealnya harus selalu berada di kondisi prima menghadapi sebuah turnamen, mengingat tuntutan ketahanan fisik yang tidak main-main.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Issara Siramaneerat dan Chalit Chaowilai dalam Journal of Human Sport and Exercise, program latihan fisik dapat mempertahankan kondisi otot atlet hingga 50,45 persen. Hal ini dapat berguna untuk meminimalkan potensi cedera para atlet ketika mereka bermain di kompetisi resmi.
Pengondisian fisik ini tentu diperlukan di tengah situasi liga sepak bola Indonesia yang belum mendapatkan lampu hijau untuk kembali bergulir. Akan sangat berisiko untuk menurunkan para pemain di Piala Asia U20 yang bakal digelar Maret 2023 mendatang dengan persiapan yang hanya satu dua bulan saja.
Meski demikian, reformasi terhadap sepak bola Indonesia tetap harus menjadi prioritas utama untuk saat ini. Sudah sepantasnya tragedi Kanjuruhan menjadi titik balik sepak bola Indonesia sebelum masuk ke hiruk pikuk sepak bola pada 2023 mendatang.
Editor: Ramdha Mawaddha
Tambahkan Komentar