Nihlah Qolby
Readtimes.id– Ada ragam cara untuk memperkenalkan sebuah daerah, melalui festival budaya misalnya. Hal ini yang kemudian nampak dilakukan oleh masyarakat Tandeallo, Kecamatan Ulumanda, Majene, Sulawesi Barat pada 25-27 November 2022.
Melalui festival yang bertajuk “Festival Budaya Tandeallo”, masyarakat setempat bersama-sama mengenalkan kekayaan budaya sebuah desa yang hingga kini masih terbilang sulit untuk diakses karena infrastruktur jalanan yang belum terbangun dengan baik.
Adapun beberapa item budaya yang dikenalkan diantaranya adalah Tuttula atau dongeng pengantar tidur orang tua zaman dulu yang menggunakan bahasa Pa’nei. Melalui dongeng tersebut, para masyarakat Tandeallo menunjukkan bagaimana cara orang tua dulu mengajarkan nilai-nilai luhur pada putra-putrinya sejak kecil.
Selanjutnya adalah pertunjukan Tolumambu (menumbuk padi) secara serentak menggunakan lesung (isso), untuk menunjukkan bagaimana masyarakat memproduksi beras. Secara khusus pada pagelaran festival ini masyarakat Tandeallo mempromosikan beras merah (bea’ mamae) sebagai salah satu komoditas unggulan daerah tersebut.
Menyoal tentang pengolahan beras merah dalam festival budaya ini, masyarakat Tandeallo tidak hanya mengenalkannya melalui Tolumambu, melainkan juga melalui gerak tari yang dilakukan oleh para pemuda setempat. Tarian tersebut juga menceritakan bagaimana memproduksi beras merah mulai dari proses menanam (mappanau) sampai pada tahap akhir yaitu menumbuk (lumambu).
“Saya berharap dengan adanya pagelaran festival budaya ini tidak ada lagi alasan bagi pemerintah untuk tidak memperhatikan keberadaan masyarakat Ulumanda, khususnya desa Tandeallo yang punya potensi dari berbagai aspek, terutama di bidang pertanian dan wisata,” ujar Ketua Panitia Festival Budaya Tandeallo, Muhammad Gaus dalam keterangannya yang diterima oleh readtimes.id pada Kamis, (1/12/2022).
Tambahkan Komentar