Readtimes.id– Kehadiran pemain naturalisasi di tubuh tim nasional Indonesia akhir-akhir ini kembali marak. Kemunculan mereka diharapkan mampu mendongkrak prestasi sepak bola Tanah Air yang seringkali mentok dalam berbagai turnamen.
Umumnya, para pemain naturalisasi tersebut sudah lama berlaga di Liga 1, namun tidak sedikit pula yang merupakan keturunan Indonesia yang bermain di luar negeri, seperti halnya Jordi Amat.
Pemain keturunan Makassar tersebut sejatinya belum resmi menjadi pemain naturalisasi Indonesia. Namun, dengan usianya yang sudah 30 tahun, ia kuat disinyalir akan segera membela timnas Indonesia. Terbaru, ia mengakhiri kontraknya dengan klub Belgia, KAS Eupen. Pada rilis beritanya, turut ditambahkan pula bahwa sang pemain akan pindah ke Indonesia.
Sayangnya, rencana yang juga disambut ketua umum PSSI tersebut malah dikomentari negatif oleh sebagian besar warganet. Pasalnya, Jordi Amat awalnya diharapkan mampu meningkatkan kualitas permainan timnas. Ia dinilai mampu memberikan standar tinggi untuk para pemain Indonesia dengan pengalamannya bermain di Eropa. Namun, jika ia bermain di Indonesia, standar tinggi tersebut bisa langsung buyar.
Kurang baiknya pengurusan liga Indonesia, kurang baiknya fasilitas latihan, dan pola permainan tim sepak bola Indonesia jadi beberapa hal yang dirasa bakal mengurangi kualitas Jordi Amat. Sehingga, sang pemain lebih diharapkan mencari tim di liga minor di daratan Eropa, ketimbang bermain di liga lokal, atau setidaknya, hijrah ke liga Jepang.
Kian gencarnya pemain indonesia berlaga di luar negeri juga turut menyumbang komentar negatif terkait rencana kepindahan Jordi Amat. Penampilan impresif Witan Sulaeman, Egy Maulana Vikri, dan Asnawi Mangkualam kala membela timnas di piala AFF menjadi sorotan tersendiri karena dinilai mampu memperbaiki permainan tim asuhan Shin Tae Yong. Mereka memberikan warna tersendiri dalam skuad muda Indonesia yang tampil dalam turnamen dua tahunan tersebut.
Kasus seperti Jordi Amat juga pernah dialami Stefano Lilipaly dan Irfan Bachdim. Keduanya dinaturalisasi untuk bergabung dengan tim nasional ketika masih berseragam tim luar negeri. Setelah itu, keduanya sempat bermain di liga Indonesia, lalu di Thailand dan Jepang. Meski sempat menjadi jagoan di tim nasional, keduanya pun tidak mampu pertahankan performa di level tertinggi sebelum akhirnya tidak lagi membela tim nasional.
Terlepas dari segala polemik rencana perpindahan Jordi Amat tersebut, pihak liga Indonesia sudah seharusnya menjadikan keresahan para penggemar sebagai bentuk evaluasi diri terhadap kualitas liga domestik. Pasalnya, liga yang berkualitas tentunya bisa melahirkan pemain berkualitas pula.
Editor: Ramdha Mawaddha
Tambahkan Komentar