
Readtimes.id– Tim Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Universitas Muslim Indonesia membuat alternatif makanan sehat melalui edukasi kelompok kader dalam pencegahan stunting dengan promosi puding daun kelor di Desa Pucak Kecamatan Tompobulu, Maros.
Kegiatan PKM ini dilakukan oleh Tim Pengabdi yang terdiri dari Nurfardiansyah Bur, SKM, M,Kes, dan Septiyanti, S.Gz, M.Kes, serta mahasiswa pascasarjana konsentrasi promosi kesehatan dari Fakultas Kesehatan Masyarakat UMI yang bermitra dengan kelompok kader di Desa Pucak.
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 10 oktober 2022, dan dihadiri 14 kader posyandu Desa Pucak. Kegiatan ini dilakukan sebagai wujud menjalankan salah satu darma bakti perguruan tinggi yakni pengabdian masyarakat. Kegiatan ini dilakukan atas dukungan dari berbagai pihak terutama pihak kampus dan pemerintah desa setempat.
Hal ini disampaikan oleh bapak Nurfadiansyah Bur, M.Kes sebagai ketua TIM PKM.
Selain itu, menurut Septiyanti, S.Gz., M.Kes, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal setelah bayi lahir, akan tetapi kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun.
Saat ini, kasus stunting di Kab Maros telah mencapai 37.5%, dan di Desa Pucak sebanyak 28 kasus. Tentu berdasarkan data tersebut, dibutuhkan upaya khusus bagaimana menurunkan angka stunting.
“Salah satu cara yang telah kami lakukan adalah memberikan informasi kepada kader tentang bagaimana mengatasi kasus stunting ini, melalui olahan puding daun kelor sebagai makanan sehat untuk mencegah stunting,” ujar Septiyanti dalam keterangan tertulis yang diterima readtimes.id, Senin (17/10/2022).
Pada kegiatan pengabdian kali ini di mulai di Desa Pucak sebagai langkah awal untuk mengatasi dan mencegah terjadinya stunting di Maros.
Narasumber Dr. Yusriani, SKM., M.Kes menyampaikan bahwa Pemberian makanan tambahan (PMT) berupa puding daun kelor merupakan racikan dari puding yang ditambahkan dengan campuran daun kelor. Sebab, tanaman kelor banyak tumbuh di daerah tropis seperti di Desa Pucak Kabupaten Maros.
Konsumsi daun kelor merupakan salah satu alternatif untuk menanggulangi kasus kekurangan gizi di Indonesia. Hasil riset ilmiah modern membuktikan bahwa daun kelor adalah salah satu sumber pangan nabati yang kaya akan kandungan gizi karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Anak-anak yang kebutuhan gizi dan makanannya tidak tercukupi dapat diatasi dengan menambahkan daun kelor ke dalam makanannya.
Tambahkan Komentar