
Readtimes.id– Tahun baru Imlek 2025 yang jatuh pada hari ini, Rabu 29 Januari menjadi awal dimulainya tahun ular kayu. Dalam kepercayaan tradisional China, ular melambangkan kebijaksanaan, intuisi, kecerdasan dan kreativitas dinilai akan menjadi menjadi simbol optimisme serta harapan untuk semua sektor tak terkecuali ekonomi.
Master Ken Koh, dalam riset Maybank bertajuk Wood Snake 2025 Feng Shui Guide to Prosperity, menyebutkan bahwa elemen api di Tahun Ular membawa simbol optimisme dan pertumbuhan ekonomi.
Sementara elemen kayu Yin yang mendominasi tahun ini mencerminkan pertumbuhan fleksibel dan adaptif, sekaligus menunjukkan peran signifikan wanita dalam pengambilan kebijakan dan strategi.
Master Ken Koh dalam riset tersebut juga menyebutkan bahwa tahun ini negara-negara di Asia Tenggara akan menjadi penerima manfaat besar dari dana segar yang mengalir ke investasi, saham, ekuitas, merger, akuisisi, dan perusahaan rintisan baru.
Baca juga: Alasan Ekonomi Indonesia Belum Bisa Tumbuh 8 Persen di Tiga Tahun ke Depan
Lantas bagaimana dengan Indonesia?
Pemerintah Indonesia melalui Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengaku optimis Indonesia bisa capai angka 5,2 persen secara tahunan pada 2025. Target tersebut sesuai dengan yang tertuang di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Penghitungan tersebut diungkap Sri saat konferensi pers hasil pertemuan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di kantor Pusat Kementerian Keuangan pada Jumat, pekan lalu di Jakarta.
Pengamat ekonomi Universitas Hasanuddin, Salman Samir mengatakan pertumbuhan 5,2% masih memungkinkan untuk dicapai Indonesia tahun ini.
Salman memandang hadirnya program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan salah satu cara untuk dapat meningkatkan perekonomian Indonesia. Hal ini karena akan mendorong pertumbuhan di sektor perdagangan dengan adanya proses jual beli barang dan jasa.
“Program hilirisasi juga akan sangat berpengaruh pada peningkatan ekonomi Indonesia. Misalnya, jika nikel sepenuhnya diolah negara dan tidak lagi mengekspor nikel mentah, maka hal ini sangat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ucap peneliti Logov Celebes ini pada Readtimes, Selasa 28 Januari 2025.
Selain itu, bergabungnya Indonesia dalam forum kerja sama antara negara berkembang, yaitu BRICS yang beranggotakan negara Brazil, Russia, India, China, dan South Africa, Iran, Mesir, Etiopia, Uni Emirat Arab, dan Indonesia pada 6 Januari 2025 dianggap menjadi strategi bagus untuk peningkatan perdagangan internasional untuk dapat meningkatkan perekonomian Indonesia.
Salman juga mengatakan, bahwa untuk mencapai 5,2%, pemerintah juga perlu meningkatkan research of development dalam negeri salah satunya melalui sektor pendidikan.
“Hal ini untuk meningkatkan kecerdasan SDM Indonesia, karena dengan manusia yang cerdas maka akan melahirkan pemikiran yang solutif dan tentunya akan sangat mempermudah kita untuk menjadi negara maju dengan ekonomi tinggi,” tuturnya.
Menurut Salman, ke depan pemerintah juga harus menciptakan kebijakan- kebijakan yang dapat mendorong lahirnya inovasi baru dalam bidang perekonomian melalui sumber daya yang berkualitas tersebut yang menurutnya selama ini masih menjadi salah satu kendala yang menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Editor : Ramdha Mawadda
Reporter: Otto Aditia (Intern)
Tambahkan Komentar