Readtimes.id- Perubahan besar-besaran dilakukan PSM Makassar, tujuannya sudah tentu adalah prestasi. Pemain yang keluar dari daftar skuad dibarengi pula dengan kedatangan sejumlah pemain baru. Namun, alih-alih meraup prestasi, PSM malah terjerembab dan nyaris degradasi. Begitulah yang terjadi pada tubuh PSM musim 2021-2022.
Persiapan yang minim dan kurang pasnya komposisi materi pemain menjadi salah satu alasan yang pada akhirnya hampir mengantarkan tim kebanggaan masyarakat Sulsel tersebut ke liga 2. Bermain 34 pertandingan, PSM hanya mampu merebut 8 kemenangan dan imbang sebanyak 14 kali. Bahkan, jumlah kemenangan PSM kalah dari Persipura Jayapura yang berada dua peringkat di bawahnya.
Menyambut musim terbaru setelah fase sulit tersebut, manajemen PSM tidak terburu-buru melakukan perekrutan pemain. Alih-alih segera mengangkut nama-nama baru, Juku Eja fokus mencari pelatih. Setelah menemukan juru taktik dalam diri Bernardo Tavares, barulah PSM mengumpulkan pemainnya.
Lebih dari setengah pemain lama keluar dari PSM, termasuk nama-nama andalan seperti Hilmansyah dan Ilham Udin. Di tengah keraguan yang mulai tumbuh, pelatih Bernardo Tavares bertekad mengembalikan PSM ke persaingan gelar.
Berangkat menuju Malang dalam rangkaian Piala Presiden, Juku Eja terasa masih belum siap kembali ke perebutan gelar. Tiga pertandingan yang dihelat, hanya satu gol yang tercipta. Meski hanya kemasukan satu gol, minimnya gol membuktikan kurang tajamnya lini depan. Meski sempat membuat para pendukung ketar ketir, PSM tetap mampu lolos ke babak 8 besar untuk berhadapan dengan Borneo.
Berbekal istirahat yang minim, PSM lantas berangkat ke Malaysia untuk melakoni dua pertandingan piala AFC. Laga pertama kembali menimbulkan ragu dengan hasil imbang melawan Kuala Lumpur City FC. Namun, PSM tidak lagi sama, kesalahan tidak untuk diulangi. Tiga gol dijebloskan ke gawang Tampines Rovers berbalas satu dari tim Singapura. Tiket semifinal di tangan.
Dua tiket ke babak gugur yang diraih PSM memang tidak didapat dengan hasil yang luar biasa. Namun, prestasi tersebut nyatanya sulit ditiru oleh tim lain, sebut saja seperti Bali United yang tersisih dari piala AFC. Sayangnya, tim kebanggaan masyarakat Sulsel tidak mampu melanjutkan langkah di Piala Presiden setelah tumbang dari Borneo, Minggu kemarin.
Terlepas dari hasil negatif pada pertandingan terakhir, PSM setidaknya sudah memperlihatkan perubahan. Juku Eja yang sekarang, bukan lagi tim yang keteteran untuk sekadar bertahan di liga 1. Meski ekspektasi tinggi perlu dihindari untuk meminimalkan rasa kecewa, tidak ada salahnya menyimpan optimisme untuk bahtera Bernardo Tavares dalam mengarungi liga 1 yang bakal dimulai 23 Juli mendatang.
Editor: Ramdha Mawaddha
Tambahkan Komentar