Readtimes.id– Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merayakan ulang tahunnya yang ke-75 bersama 194 negara anggota dan beragam mitra lainnya.
Adapun tema perayaan tahun ini adalah “Sehat untuk Semua”. Tema ini menekankan pentingnya untuk memastikan orang memiliki akses setara ke sarana penting untuk hidup sehat, termasuk pelayanan kesehatan berkualitas, makanan sehat dan aman, air, sanitasi, serta lingkungan untuk hidup, belajar, dan bekerja, tanpa diskriminasi.
Perayaan tersebut menjadi kesempatan merefleksikan kemajuan yang dicapai dalam kesehatan masyarakat, dan untuk berkomitmen kembali mencapai pemerataan untuk semua di seluruh negara anggota, termasuk Indonesia.
Indonesia sendiri telah bergabung dengan WHO pada 1950 dan telah bekerja bahu-membahu untuk mewujudkan kesehatan bagi seluruh rakyat di tanah air.
Meskipun telah menunjukkan kemajuan yang luar biasa dalam meningkatkan hasil kesehatan, namun dinilai masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai kesehatan yang merata.
Dalam Jaminan Kesehatan Nasional, Indonesia sudah mencapai pencapaian signifikan. Hal itu dibuktikan lewat adanya lebih dari 90% populasi serta upaya dalam mengurangi penyakit menular dan kematian anak. Meskipun begitu, masih banyak orang yang belum memiliki akses terhadap sarana kesehatan, terutama penyandang disabilitas, perempuan, lanjut usia, dan mereka yang hidup dalam kemiskinan.
Kesempatan tersebut membuat WHO menyerukan komitmen baru untuk pemerataan kesehatan di Sulawesi Selatan, Indonesia, dan seluruh dunia.
“Kita harus ingat kesehatan adalah hak asasi manusia yang mendasar. Setiap orang berhak mendapatkan kesempatan sama untuk hidup yang sehat dan produktif, tanpa memandang jenis kelamin, usia, ras, status ekonomi, kemampuan fisik, dan lokasi geografis,” jelas Dr. Fransiska Mardiananingsih, National Professional Officer of Social Determinants and Health Promotion di WHO Indonesia pada Readtimes dalam keterangan resminya, Jumat 25 Agustus 2023.
Kata dia, WHO akan terus mendukung Indonesia dalam mencapai komitmen tersebut, termasuk di Makassar yang merupakan bagian dari Jejaring Kota Sehat WHO Kawasan Asia Tenggara. Penyediaan taman kota, zona inklusif, dan usaha mikro yang berkembang pesat menjadi upaya bersama untuk menciptakan kota yang lebih sehat.
Lebih lanjut Dr. Fransiska Mardiananingsih menuturkan bahwa masih sangat banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengatasi ketidaksetaraan kesehatan, baik di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, dan Indonesia.
“Kita telah membuat langkah besar dalam meningkatkan hasil kesehatan bagi masyarakat, namun masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengatasi ketidaksetaraan kesehatan di Makassar, Sulawesi Selatan, dan Indonesia. Mari kita perbarui komitmen kita terhadap pemerataan kesehatan dan bekerja sama untuk memastikan setiap orang memiliki kesempatan untuk hidup sehat dan produktif,” pungkasnya.
Editor :Ramdha Mawaddha
64 Komentar