Readtimes.id – Kondisi pandemi kini mengajarkan kepada semua shakeholder kesehatan untuk melakukan perubahan, baik dalam hal cara berpikir, cara berperilaku, dan cara bekerja. Tantangan selanjutnya adalah cara berpikir dan cara berperilaku yang dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dan tangguh terhadap ancaman penyakit termasuk dari penyakit hari esok. Layanan kesehatan masyarakat sangat dibutuhkan.
Layanan tenaga kesehatan masyarakat bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) hanya berupa penyediaan (SDM). Seperti yang di Rumah Sakit Unhas misalnya ada direktur administrasi dan keuangan, ada bagian administrasi, instalasi gizi, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Peran tenaga kesehatan masyarakat sangat penting dalam penanganan Covid-19 pada setiap level intervensi. Utamanya pada level masyarakat untuk melakukan komunikasi risiko dan edukasi masyarakat terkait protokol kesehatan untuk melawan Covid-19. Kemudian untuk melakukan contact tracing & tracking (penyelidikan kasus dan investigasi wabah), serta fasilitasi dan pemberdayaan masyarakat.
Dr. Aminuddin Syam, SKM, M.Kes, M.MedEd selaku Dekan FKM Unversitas Hasanuddin mengatakan, pelayanan kesehatan masyarakat ada yang sifatnya karitatif terutama pada saat ada bencana yaitu memberikan bantuan secara langsung kepada masyarakat yang membutuhkan atau terdampak, dapat berupa bahan pangan maupun bahan kebutuhan lainnya.
“Misalnya, menyiapkan atau membuka donasi kepada alumni, dosen, tenaga klinik dan simpatisan untuk menyumbang kemudian kita salurkan kemasyarakat seperti bencana yang terjadi di Sulbar,” ujarnya kepada readtimes.id, Senin 1 Februari 2021.
Menurutnya, ada beberpa konsep yang dulu kemungkinan sudah tidak bisa kita pakai. Misalnya sekarang model digital bisa dilakukan, contohnya melakukan survei nyamuk. Kita tidak perlu lagi melihat secara langsung. Sudah ada aplikasi yang bisa dilihat berapa jumlah nyamuk didaerah tersebut.
Tekait, pelayanan kesehatan masyarakat di Kota Makassar, tidak bisa dijadikan sebagai acuan, sebab tidak ada satu pun puskesmas dari sarjana kesehatan masyarakat, sehingga tidak bisa mengukur kinerjanya. Berbeda daerah lain, misalnya Kepala Dinas Kabupaten Soppeng, dari sarjana kesehatan masyarakat. Bisa dilihat bagaimana proses dan layanan kesehatan dalam hal penanganan Covid-19.
Dr. Aminuddin Syam menambahkan, sarjana kesehatan masyarakat terlatih untuk menangani kesehatan masyarakat seperti memberikan edukasi bagaimana mencegah penyakit melalui vaksinasi. Masalah vaksinasi adalah wilayah kesehatan masyarakat, karena bagian dari spesisific protetection pencegahan tingkat kedua dari lima tingkatan pencegahan.
Konsep Puskesmas mestinya dipahami sebagai pusat kegiatan orang sehat, bukan sebaliknya tempat menampung orang sakit, karena orang sakit sudah disiapkan rumah sakit sebagai tempat penampungannya.
Selama ini, tidak tersentuh terkait dengan kesehatan masyarakat kita. Memperkuat promosi kesehatan ketika gagal, baru melakukan vaksinasi. Promosi Kesehatan yang dimaksud, seperti apa makanan yang sehat, olahraga dengan teratur, dan menciptakan lingkungan yang sehat.
“Penganggaran kesehatan, untuk orang sakit, bukan yang sehat. Padahal semestinya diproteksikan adalah 85 persen orang sehat, sehingga tidak bertambah orang sakit. Tapi kebijakan yang ada selama ini, mengacu pada yang 15 persen itu, orang sakit yang paling banyak anggarannya. Anggaran kebijakan mengacu sama orang sakit,”
Indikator Kesehatan untuk kedepannya harus di balik. Bukan kematian tapi angka kehidupan ibu atau kehidupan bayi. Sehingga dari awal semua berpikiran positif, bukan negatif. Menyalamatkan orang sehat untuk tidak menjadi sakit.
“Disisi lain, terkendala di kebijakan, layanan kesehatan sangat tergantung dari regulasi yang ada, kalau regulasinya memihak kepada orang sehat, sehingga layanan kesehatan itu menjadi optimal untuk mencegah orang menjadi sakit. Perlu ada perubahan regulasi yang memihak kepada orang sehat yang jumlahnya sekitar 85 persen. Jangan nanti sakit baru kita mau diobati,”
Dr. Aminuddin Syam, melihat bahwa Menteri Kesehatan sekarang adalah bidang bukan kesehatan, maka itu peluang untuk melakukan perubahan dalam sistem kesehatan nasional sangat besar. Diharapkan Menteri Kesehatan mau mendengar dan mau berubah kearah yang lebih baik.
Pandemi Covid-19, bisa mengubah tatanan termasuk tatanan dalam hal mengelolah kesehatan masyarakat, tentu semua harus siap. Dengan beradaptasi kebiasaan baru, cara pandang dan bertindak terhadap kesehatan bisa berubah. Metode lama perlu didiskusikan atau merumuskan secara bersama tekait pelayanan kesehatan masyarakat. Sehingga dalam hal penanganan kesehatan itu tentu menyesuikan dengan kondisi yang ada.
Tambahkan Komentar