RT - readtimes.id

Selamat Datang IAS, Selamat Membuktikan

Readtimes.id– Kembalinya Ilham Arief Sirajuddin ( IAS) ke pangkuan Golkar Sulawesi Selatan yang digadang- gadang sebagai  energi baru bagi partai lambang beringin tersebut menyisakan tanya.

Hal ini  karena belakangan IAS tidak hanya didapuk menjadi anggota Golkar lagi, melainkan juga mendapatkan sinyal restu dari Wakil Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar, Nurdin Halid, untuk maju di Pilgub Sulsel.

” Kalau itu cita-citamu (maju Pilgub Sulsel 2024) adinda (IAS), saya persilakan kamu di depan, dan saya yang ada di belakangmu,” ujar Nurdin Halid saat  acara halal bihalal Kader dan Relawan Airlangga Hartarto di Hotel Four Points Sheraton pada Minggu (29/5).

Pemberian sinyal Golkar pada IAS sejatinya tidak berlebihan jika melihat sejarah prestasi IAS saat memimpin Golkar Sulsel dengan berhasil menguasai 18 kursi di DPRD pada 2009 lalu.

Pertanyaannya kemudian, masihkah IAS punya kuasa seperti dulu? setelah diketahui sempat vakum dari panggung kekuasaan beberapa tahun.

Pengamat politik Universitas Hasanuddin, Andi Ali Armunanto berpendapat bahwa Ilham sejatinya masih memiliki jaringan politik yang mumpuni.

“Meskipun IAS sempat vakum dari panggung kekuasaan namun Jaringan politiknya masih mumpuni, terbukti dia bisa meraih suara terbanyak dalam Musda Demokrat. Artinya kekuatannya belum habis dan potensi untuk memberi kekuatan baru bagi Golkar akan sangat besar, ” ujar Ali

Dia bahkan yakin bahwa dengan masuknya kembali IAS ke Golkar dengan membawa jaringan politiknya tentu akan membawa energi baru bagi Golkar yang  belakangan dinilai kekurangan figur yang memiliki pengaruh politik luas di Sulsel pasca dirinya berlabuh ke Demokrat.

Kendati demikian untuk majunya IAS ke Pilgub, pihaknya mengungkapkan bahwa mantan Walikota Makassar dua periode tersebut perlu memastikan strategi dan branding politik yang tepat untuk dirinya. Hal ini penting agar kasus korupsi terkait kerja sama kelola dan transfer instalansi perusahaan daerah air minum (PDAM) di Makassar tahun 2007-2013 yang mengakibatkan dirinya divonis 4 tahun penjara tidak menjadi batu sandungan.

” Saya rasa dengan strategi marketing dan branding politik yang tepat IAS masih punya potensi, meskipun memiliki latar belakang kasus korupsi yang  bisa dijadikan isu untuk menjatuhkannya namun jika mampu dimanage dengan tepat saya yakin IAS bisa keluar dari bayang-bayang isu itu, ” terang Ali secara tertulis pada readtimes.id, Rabu ( 1 / 6)

Ini penting bila melihat karakteristik pemilih di Sulsel yang cenderung rasional dalam memilih pemimpin. Utamanya di daerah perkotaan seperti Makassar yang hingga saat ini menurut data dari Komisi Pemilihan Umum ( KPU ) Sulsel, masih menjadi kota dengan daftar pemilih tetap ( DPT) tertinggi di Sulsel. 

Kecenderungan rasional itu dapat dilihat melalui sejumlah hasil penelitian yang membahas mengenai kemenangan kotak kosong di pilwalkot Makassar 2018. Pertama kalinya di sepanjang sejarah kepemiluan Indonesia yang hasil akhirnya tidak menunjuk manusia sebagai pemenang pemilu dimana konsekuensinya Makassar harus kembali menggelar pemilu dua tahun berikutnya.

Ini sudah tentu menjadi pekerjaan rumah besar bagi IAS ketika nantinya dia memutuskan untuk maju di bursa Pilgub 2024. Dia harus membuktikan bahwa pengaruhnya di Ibukota Sulsel itu masih ada, kendati pernah tersandung korupsi dan sempat vakum dari kursi kekuasaan beberapa tahun minimal di Pilpres dan Pileg yang akan berlangsung di 14 Februari 2024.

Karena seperti yang diketahui hasil pemilihan pada 14 Februari akan digunakan sebagai acuan untuk  pemilihan kepala daerah yang rencananya akan digelar pada November 2024.

Ona Mariani

1 Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: