Readtimes.id– Usai sudah perjalanan tim putri Indonesia dalam gelaran Thomas Uber Cup tahun ini. Tidak tanggung-tanggung, mereka dibabat oleh tim kuat Tiongkok, 0-3. Namun, di balik cerita sendu tersebut, tersisa sedikit harapan dari para srikandi bulutangkis.
Berangkat ke Bangkok tanpa kekuatan penuh karena konsentrasi yang terbagi antara Uber Cup dan SEA Games, Indonesia menurunkan pemain muda di Thailand. Para senior seperti Apriyani Rahayu dan Gregoria Mariska diberangkatkan menuju Vietnam untuk SEA Games. Ketiadaan para pemain unggulan tersebut akhirnya membuat ekspektasi terhadap tim Uber jadi tidak terlalu tinggi.
Ketiadaan ekspektasi yang terlalu tinggi tersebut pada akhirnya membuat perjuangan para srikandi muda Indonesia menjadi lebih terasa spesial. Dua kali bertanding melawan 2 kekuatan Eropa, Prancis dan Jerman, mereka mampu menuntaskan pertandingan dengan skor telak, 5-0.
Baca juga: Dominasi Senyap Speed Climbing Indonesia
Pada partai pamungkas lawan Jepang, Indonesia mencoba realistis dengan tidak memainkan pemain terbaik dari skuad yang dimiliki saat ini, para pelapis diturunkan. Salah satu tujuannya adalah memberikan pengalaman kepada mereka untuk bermain melawan para pemain top dunia. Saat daftar nama pemain diperlihatkan, skor 0-5 terbayangkan untuk kekalahan Indonesia dari Jepang. Mencuri satu dua game saja sebenarnya sudah cukup baik bagi para pemain, walau mencuri angka tim rasanya mendekati mustahil.
Benar saja, Indonesia dilumat Jepang, 1-4. Walau berakhir dengan hasil negatif, akan selalu ada hal baik yang patut disyukuri, termasuk dari pertandingan kontra Jepang tersebut. Satu kemenangan yang didapat para pebulutangkis putri Indonesia berhasil diraih dari lawan tersulit dari semua pemain Jepang, tepatnya dari tunggal putri ranking 1 dunia saat ini, Akane Yamaguchi.
Tidak tanggung-tanggung, kemenangan yang diperoleh Bilqis Prasista tersebut diperoleh dengan dua game langsung. Padahal, pada 2 pertandingan sebelumnya, Bilqis ditempatkan sebagai tunggal ketiga yang pada laga lawan Jepang tersebut, dua tunggal putri terbaik di tim sedang diistirahatkan.
Baca juga: Tetap Melaju Walau Tak Diunggulkan
Pertandingan tersebut akhirnya memperlihatkan lagi bahwa Indonesia memang punya segudang pemain bertalenta yang masih harus dikembangkan. Melalui turnamen sebesar Uber Cup ini, para pemain bisa dipertemukan dengan para pebulutangkis terbaik dunia.
Walau langkah mereka terhenti di babak 8 besar di tangan Tiongkok, para pebulutangkis putri Indonesia tetap patut pulang dengan kepala tegap. Mereka tidak tunjukkan sikap mudah menyerah dan mampu berikan perlawanan kepada para pemain Jepang dan Tiongkok yang merupakan dua finalis turnamen sebelumnya.
Melihat apa yang diraih para srikandi bulutangkis Indonesia tersebut, sudah sepatutnya pemerintah lebih berani dalam mengorbit pemain-pemain muda untuk diberikan kesempatan bermain. Selain bisa meningkatkan kemampuan para pemain muda, kesempatan tersebut juga bisa memberikan persaingan kepada pemain senior yang selama ini dianggap tidak tergantikan.
Editor: Ramdha Mawaddha
Tambahkan Komentar