RT - readtimes.id

Yang Tertinggal Setelah Pemilihan Ketua DPD Demokrat Jatim

Readtimes.id– Pemilihan Ketua DPD  Demokrat di Jawa Timur meninggalkan persoalan internal.  Partai yang dinahkodai Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dinilai tidak demokratis setelah melantik sosok Emil Dardak sebagai Ketua DPD Demokrat Jatim yang sebelumnya kalah dalam pencalonan.

Seperti yang diketahui Emil Dardak hanya mendapatkan 13 suara dari DPC, sementara pesaingnya Bayu Airlangga berhasil mendapatkan 25 suara. 

Alhasil keputusan partai berlambang bintang mercy tersebut menuai protes dari beberapa pihak. Tidak hanya itu, Bayu Airlangga pun  memutuskan hengkang dari Demokrat.

“Bagi saya, ketika saya dan tentunya para DPC pendukung (saat) saya dizalimi terkait Musda, tidak ada pilihan lain selain mundur dari partai. Kita ingat, saat pembukaan Musda, Ketum AHY menjanjikan demokratis. Tapi bisa dinilai publik sendiri bagaimana hasil Musda Demokrat Jatim,” tegas Bayu pada wartawan. 

Dihubungi secara terpisah, pengamat politik Universitas Al-Azhar, Ujang Komaruddin mengatakan bahwa pemilihan Emil Dardak sebagai  Ketua DPD Partai Demokrat Jatim adalah keputusan pragmatis karena mempertimbangkan posisi Emil yang kini menjabat sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur. 

“Emil Dardak sedang berkuasa. Sedang jadi wakil gubernur, dengan jabatannya sebagai partai Demokrat  di Jatim bisa jalan konsolidasinya. Karena jika Partai Demokrat Jatim di pegang oleh orang yang tak berkuasa di eksekutif, akan dianggap berat dan sulit melakukan konsolidasi dan lain-lain di Jatim, ” terang Ujang secara tertulis pada readtimes.id  Sabtu ( 23/4).

Selain itu Pak Dhe Karwo juga dianggap tidak lagi memiliki pengaruh  di Jawa Timur. Begitu pula dengan menantunya Bayu Airlangga yang secara otomatis tidak mempunyai dukungan politik yang kuat untuk membawa partai Demokrat merebut suara.

Kendati demikian menurut Ujang harusnya Bayu Airlangga tidak perlu mengundurkan diri dari Partai Demokrat.

“Ini riak-riak perlawanan pihak yang kecewa. Mestinya jangan mundur, karena kalau mundur itu berarti kalah. Mestinya jangan mundur, ” tambah Ujang. 

Lantas apakah ini akan mempengaruhi posisi Demokrat di Jawa Timur? Menurut Ujang kendati keputusan AHY tersebut menimbulkan sebuah celah, namun hal ini dapat ditutupi oleh posisi strategis Emil Dardak sebagai wakil gubernur.

“Dalam hal kasus tersebut, Partai Demokrat ada minusnya. Tapi minus itu kelihatanya bisa ditutup dengan ketua terpilihnya sedang menjabat wakil gubernur, ” pungkasnya.

Editor : Ramdha Mawaddha

Ona Mariani

Tambahkan Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: