RT - readtimes.id

Makassar Detektor: Ikhtiar, Kritik dan Baper

Readtimes.id- Sebagai sebuah ikhtiar, harus diakui program Satuan Tugas (Satgas) Makassar Detektor Covid-19 yang melibatkan 15.306 orang secara serentak yang turun ke rumah-rumah warga guna melakukan tracing, testing dan treatmen yang diluncurkan oleh Walikota Makassar Ramdhan Pomanto, merupakan sebuah inovasi dan ikhtiar berharga, di tengah situasi kebingungan oleh banyak pemerintah daerah untuk melahirkan kebijakan lokal sebagai usaha perang melawan pandemi Covid-19.

Apalagi, Kebijakan Program Detektor COVID-19 yang ditargetkan bekerja selama lima hari ini punya tugas operasional yang cukup jelas seperti saturasi, mengecek tekanan darah dan juga suhu tubuh. Bila mana ada warga suhu tubuhnya di atas 37 derajat, maka segera dilakukan pemeriksaan lanjutan sebagai upaya deteksi dini penyebaran covid-19.

Setiap Satgas Makassar Detektor juga dilengkapi oleh pakaian hazmat dan alat-alat kesehatan untuk membantu tim detektor melaksanakan tugas di lapangan. Masing-masing tim detektor terdiri dua satgas yang mendampingi tenaga kesehatan untuk bisa melaksanakan testing bagi warga secara langsung.

“Tentu kami mendukung upaya yang dilakukan oleh pemerintah lewat Makassar Detektor sebagai upaya deteksi dini mencegah penyebaran covid-19, namun sebaiknya perlu di perhatikan juga praktik protokol para satgas, seperti harus tetap memakai masker, jangan masuk ke dalam rumah warga dan memastikan bahwa mereka sendiri sudah bebas covid-19 lewat kartu vaksin dan keterangan rapid test terbaru, ungkap Pratiwi, seorang ibu muda yang juga alumni salah satu perguruan tinggi kesehatan di Makassar yang kini tinggal di jalan Swadaya, Kecamatan Panakukang.

Masih banyak kendala teknis lapangan dalam pelaksanaan Program Makassar Detektor juga diakui sendiri oleh Walikota Ramdhan Pomanto seperti dikutip di laman Antara Sabtu (10/7): “Hari pertama ini saya turun langsung bersama tim detektor dan saya ingin memantau langsung sekaligus mengevaluasi. Hasilnya pada dua kecamatan yang saya pantau langsung yakni Kecamatan Mariso dan Ujungpandang terdapat beberapa hal yang masih kacau.

Misalnya, banyak warga yang tidak tahu akan ada pendataan pemeriksaan kesehatan gratis. Lalu tim detektor, kasihan bekerja tidak sesuai urutan rumah. Masa dari ujung lorong baru ke ujung Lorong, lalu kembali lagi ke tengah ini menyiksa tim detektor kita”, ungkap Danny

Menurut Danny Pomanto, persoalan ini terjadi akibat kurangnya dukungan pihak camat dan lurah tentang program ini. “Jadi, ternyata ini masih banyak camat dan lurah yang kurang responsif pada program makassar detektor” tegas Ramdhan Pomanto.

Kritik  Makassar Detektor

Mohammad Istiqamah Djamad atau lebih dikenal dengan Is Pusakata yang merupakan mantan vokalis dari Band Payung Teduh yang juga kelahiran Makassar dalam beberapa hari terakhir lewat instagram @pusakata, terus menuliskan kritik akan program Makassar Detektor yang dijalankan oleh Pemkot Makassar.

Misalnya saja, pada Sabtu (10/7/2021) pusakata lewat feed Instagram menuliskan pak @dpramdhanpomanto “Tolong evaluasi kerja satgas detector makassar hari ini. Perhatikan keluhan masyarakat tentang kualitas kerja mereka yang lepas masker, menimbulkan kerumunan dan jaminan sterilnya sarung tangan digunakan”.

Pada hari ini, Senin (12/7/2021) melalui akun @pusakata kembali membuat postingan lengkap dengan berbagai foto kritik lewat instagram akan pelaksanaan di lapangan terkait kerja tim Makassar Detektor yang masih terdapat kelengahan dan menjadi celah penyebaran Covid-19.

Suara kritis akan pelaksanaan Program Makassar Detektor juga datang dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Makassar sebagaimana telah disampaikan dalam banyak liputan media “agar niat baik penanganan pandemi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Makassar harus dievaluasi karena para detektor melakukan kontak langsung dengan masyarakat yang justru berpotensi menularkan virus karena pergerakan mereka dari rumah ke rumah. Selain itu, banyaknya laporan dan foto warga tentang aktivitas para detektor yang tidak mematuhi protokol kesehatan merupakan catatan tersendiri yang mesti menjadi bahan evaluasi oleh Pemerintah Kota Makassar” jelas IDI makassar.

Balasan Kritik yang Baper

Harusnya, kritik dan masukan masyarakat akan pelaksanaan Makassar Detektor dijadikan catatan pemerintah kota, bukan terbawa perasaan alias Baper” ungkap Fikar, salah seorang mahasiswa perguruan tinggi di Makassar sambil menunjukan kepada readtimes.id salah satu flayer Instagram Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Makassar yang memuat sebuah gambar foto yang bertuliskan; “kami paham karena itu kami bergerak, kalian tidak paham karena itu kalian hanya bicara. Detektor adalah panggilan kemanusian’

Kesan ingin membalas sindiran atas berbagai kritik dan yang cenderung reaksioner tersebut, justru mendapatkan begitu banyak balasan sindiran warga makassar di media sosial. Banyak warga makassar kembali membagikan  flayer Diskominfo tersebut dengan beragam komentar.

 “Berbagai kritik dan masukan publik atas pelaksanaan Program Makassar Detektor harusnya menjadi bahan perbaikan bagi ikhtiar Pemerintah Kota Makassar melawan pandemi. Tunjukan saja kinerja, bukan justru sibuk membalas sindirian dengan sindiran,  apalagi kesan  atas nama kemanusian dan mereka yang melakukan kritik sebagai anti kemanusiaan padahal kita semua berharap program dan ikhtiar pemerintah kota makassar bisa berhasil sebagai upaya perang melawan Covid-19 ”,  tutup Zulfikar.

Tambahkan Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: