RT - readtimes.id

Pesawat Indonesia Sering Jatuh, Salah Siapa?

Pandemi belum juga berakhir pesawat jatuh lagi. Sudah empat hari Indonesia diselimuti kabut duka atas jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182. Jatuhnya pesawat di Indonesia tidak kali ini saja terjadi. Menurut data dari Aviation Safety Network, sebelum jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182 ada 697 korban kecelakaan pesawat di Indonesia dalam 10 tahun terakhir, termasuk pesawat militer dan pribadi.

Sriwijaya Air SJ 182 jatuh di Kepulauan Seribu, tepatnya di sekitar Pulau Lancang dan Pulau Laki pada Sabtu 09 Januari 2021 membawa 43 penumpang dewasa, 7 penumpang anak, 3 penumpang bayi, dan 12 kru.

Lalu bagaimana managemen transportasi udara  saat pandemi dan apa yang menyebabkan pesawat di Indonesia sering jatuh? Berikut wawancara kami bersama Prof. Ir. Sakti Adji Adisasmita, M.Si., M.Eng.Sc., Ph.D.

Prof. Sakti mengungkapkan bahwa management transportasi umum khususnya transportasi udara harus sesuai standar kesehatan berdasarkan instruksi pemerintah.

“Kementerian perhubungan sudah mengeluarkan aturan yang merujuk pada peraturan internasional agar tetap menerapkan protokol kesehatan,” tuturnya pada readtimes.id saat dihubungi via telpon.

Ia melanjutkan, di masa pandemi ada tiga bagian penting yang diatur dalam Permen (Peraturan Menteri) terkait penerbangan di masa pandemi. Yang pertama pre flight, in flight dan post flight. Ketiga bagian ini harus menerapkan protokol kesehatan.

Untuk kecelakaan pesawat sendiri faktor penyebabnya ada banyak. “Sebenarnya banyak faktor yang menyebabkan kecelakaan pesawat. Kita tidak bisa menentukan karena harus ada penelitian lebih lanjut dulu. Bisa jadi karena kerusakan mesin, faktor cuaca atau human error, atau faktor-faktor lainnya” tutur Prof. Sakti

Prof. Sakti menambahkan bahwa umur pesawat juga tidak menentukan apakah tidak atau layak pakainya sebuah pesawat. Misalnya, sebelum take off, pesawat harus melalui beberapa prosedur. Pengecekan tidak hanya dilakukan pada para penumpang dan awak pesawat. Jauh sebelum itu pengecekan mesin secara keseluruhan hingga dipastikan bahwa pesawat layak untuk digunakan.

Yang perlu diketahui bahwa 80 persen kecelakaan pesawat terjadi pada saat di dekat bandara yaitu awal penerbangan (take off) dan akhir penerbangan (landing). Lebih jelasnya, Prof. Sakti telah merangkum dunia penerbangan dan transportasi dalam beberapa buku seperti Manajemen Bandar Udara, Penerbangan dan Bandar Udara dan buku-buku lainnya.

Ayu Ambarwati

Tambahkan Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: