Readtimes.id– Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Sulawesi Selatan mengungkap dugaan kasus perundungan yang menimpa seorang pelajar penyandang disabilitas di SMP 04 Makassar yang viral di media sosial.
Ketua PPDI Sulsel Faluphy Mahmud mengatakan bahwa hingga kini pihaknya belum bisa menyebut secara langsung kasus ini adalah perundungan.
“Jadi kalau menurut beberapa anak yang diduga pelaku tadi, mereka itu suka bercanda sama ini adek (korban), tapi salah skenario. Jadi sepatu itu hanya nempel bukan ditendang seperti yang ada di video . Tapi bagaimanapun pun itu, sekali lagi kami sesalkan ini bisa terjadi. Kami ingin pastikan hal ini tidak akan terulang lagi di semua satuan pendidikan, “ ucap Faluphy pada Readtimes, Jumat 14 Juni 2024.
Faluphy juga mengatakan bahwa pihaknya telah mengadakan pertemuan dengan Dinas Pendidikan Makassar, pihak sekolah, orangtua murid yang diduga pelaku dan keluarga korban untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
Menurut Faluphy semua pihak memiliki kemauan untuk mengambil peran dalam menangani kasus ini.
“Pertama kasus ini menjadi pembelajaran. Semua pihak mengambil peran pada saat ada kasus, kemudian bagaimana mengembangkan kasus seperti ini supaya tidak terulang kembali, itu poin poinnya kesitu pembahasan kita ini sekarang,” tambah Faluphy.
Pihaknya juga menyebutkan bahwa belajar dari kasus ini sekolah ke depan akan membentuk satuan tugas untuk melakukan penindakan jika terjadi kasus serupa
“Jadi pihak sekolah tetap akan jadikan pengalaman ini dan yang terpenting di sekolah itu akan terbentuk nanti yang namanya Satgas (satuan tugas) pendidikan, jadi di dalam ada OSIS, Guru BK, kemudian nanti kalau ada kejadian-kejadian, mereka langsung lakukan penindakan, “ ucapnya.
Selanjutnya ketika ditanya mengenai kondisi korban terakhir, menurut Faluphy korban butuh penguatan psikologi. Begitu pun juga dengan keluarga korban yang menurutnya hingga kini masih butuh waktu untuk menenangkan diri.
“Kondisinya sebenarnya tidak terlalu seperti yang di framing-kan. Tapi memang butuh penguatan psikologi. Nanti ke depan akan ada pendampingangan yang akan dilakukan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Makassar. Begitupun dengan keluarga juga butuh tenang,“ beber Faluphy.
Dalam waktu dekat pihak sekolah, guru BK, OSIS, teman kelas dan Palang Merah Remaja (PMR) akan datang mengunjungi korban.
Editor: Ramdha Mawadha
Tambahkan Komentar