RT - readtimes.id

Ajakan Ivan Lanin Agar Kita Jangan Terlalu “Nginggris”

Judul : Xenoglosofilia Kenapa Harus Nginggris?
Penulis : Ivan Lanin
Penerbit : Kompas
Tahun cetak : Cetakan Kedua, Februari 2019
Tebal : 232 halaman

Apakah kalian termasuk orang yang sering dan senang mencampur bahasa Indonesia dengan Bahasa Inggris? Apakah kalian merasa keren ketika ada kata atau ungkapan Inggris (atau bahasa asing lainnya) yang diucapkan saat berkomunikasi? Jika iya, kalian termasuk ke dalam golongan orang-orang yang disebut Xenoglosofilia (Xeno adalah ‘asing’, gloso adalah ‘kata’, dan filia adalah ‘menyukai’).

Xenoglosofilia adalah istilah yang merujuk pada “kecenderungan menggunakan kata-kata yang aneh atau asing terutama dengan cara yang tak wajar” (hlmn. 33). Dalam konteks buku yang kita bicarakan ini, istilah ini menyasar kesukaan kita—orang Indonesia—khususnya anak-anak muda, mencampur-aduk bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris.

Namun, jangan dulu merasa ‘parno’. Buku ini bukan jenis bacaan yang akan menghakimi pembacanya. Bukan pula bermaksud menjadi polisi bahasa yang akan menentukan baik dan benar dalam berbahasa. Secara narasi, buku ini tidak membuat kita mengernyitkan dahi dengan istilah-istilah tata bahasa dan kutipan-kutipan teori. Sungguh kita tak akan menemukan nuansa demikian dalam buku ini—jika kita baca secara seksama.

“Xenoglosofilia Kenapa Harus Nginggris?” adalah jenis buku yang secara bijaksana mengajak pembacanya menelusuri akar penggunaan kata Inggris yang berlebihan dan mencari solusi penggunaan bahasa Indonesianya yang tepat. Ivan Lanin, sang penulisnya, sadar betul bahwa dirinya tidak berlatar akademik kebahasaan. Namun kecintaannya pada bahasa Indonesia membuatnya belajar ilmu bahasa dan merasa perlu mengajak orang-orang awam untuk peduli pada bahasa sendiri.

Jadi, intinya: buku ini sangat ramah dengan masyarakat umum yang sesungguhnya diam-diam mencintai bahasa Indonesia tapi telanjur terpengaruh untuk mencampur bahasa Indonesia dengan bahasa asing. Tata letak buku yang berwarna-warni dengan desain yang memanjakan mata akan membuat orang awam merasa nyaman dalam membaca.

Buku ini secara struktur dibagi menjadi tiga bagian: bagian satu, “Xenoglosofilia”. Bagian dua, “Tanja”. Bagian tiga, “Mana Bentuk yang tepat?” masing-masing bagian berisi kisaran 20an sampai 30an tulisan. Tulisan-tulisannya pun pendek dan ringkas saja, dari 1 sampai tiga halaman saja. Seluruh tulisan di dalam buku ini berasal dari tulisan-tulisan yang Ivan Lanin tulis di dalam blognya, lalu dipilah-pilah oleh Nur Adji, pakar bahasa, yang sekaligus memberi kata pengantar dalam buku ini.

Sebagian besar tulisan langsung mendiskusikan penggunaan kata asing dan mengusulkan kepada kita penggunaan yang paling mungkin tepat ke dalam bahasa Indonesia. Bagi banyak anak muda pengguna dunia digital nampaknya sudah terbiasa dengan kata ‘hashtag’, ‘download’, ‘upload’, ‘podcast’, dan sebagainya. Ivan Lanin mengajak kita untuk mulai membiasakan mengganti kata-kata itu dengan ‘tagar (tanda pagar)’, ‘unduh’, ‘unggah’, ‘siniar’. Ada banyak lagi kata asing yang coba diusulkan kata Indonesianya oleh penulisnya.

Jadi buku ini memberikan kita panduan praktis tanpa bermaksud menggurui. Ini yang penting. Banyak buku sejenis ini namun kurang ramah dengan pembaca awam, malah yang ada kadang membuat pembaca takut salah dalam berbahasa karena kadung diwanti-wanti dengan aturan-aturan kaku dalam berbahasa Indonesia.

Jika Anda bermaksud belajar menjadi penyunting (editor) atau pemeriksa aksara (proofreader), buku ini bisa menjadi panduan kita. Namun bagi yang ingin mulai meminimalisir penggunaan bahasa asing yang berlebihan, buku ini juga bisa jadi pilihan yang tepat.

Sebagimana kata-kata Ivan Lanin—yang dikutip oleh Nur Adji dalam pengantar buku—“kalau dari praktik pengunaan sehari-hari saja kita tidak menggunakan bahasa Indonesia…bagaimana mungkin kita berharap bahasa Indonesia bisa berkembang?” hmmm…well said, eh maksudnya, kalimat yang bagus! Hehehe.

Dedy Ahmad Hermansyah

1 Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: