RT - readtimes.id

Aku dan Duniaku, Pergulatan Batin Perempuan Buta dan Tuli

Judul : Aku dan Duniaku
Penulis : Helen Keller
Penerbit : Dolphin
Penerjemah : Dita Sylvana
Tahun terbit : 2014 (Cetakan I)
Tebal : 186 hlm

“Jauh lebih baik berlayar selamanya di malam kebutaan, tetapi mempunyai perasaan dan pikiran, daripada hanya berpuas diri dengan kemampuan untuk melihat semata” kutipan mendalam dari Hellen Keller ini merupakan dokumentasi makna hidupnya, dituangkan dalam bentuk buku otobiografi “Aku dan Duniaku” yang menginspirasi masyarakat dunia.

Hellen Keller merupakan seorang perempuan yang lahir tahun 1880’an di Tuscumbia, kota kecil barat laut Alabama, Amerika Serikat. Seperti kebanyakan bayi lainnya, Hellen Keller lahir dengan indra yang lengkap: dapat melihat dan mendengar. Saat usianya menginjak 19 bulan, penyakit misterius merenggut penglihatan dan pendengarannya, membuat ia menderita buta dan tuli sejak kecil.

Seketika dunianya berubah menjadi gelap, tanpa suara. Baginya tidur dan jaga tak bisa dibedakan, sebab semuanya punya kualitas warna yang sama. Tetapi, kondisi ini tidak mematahkan semangatnya untuk memahami diri dan dunianya. Dengan kekuatan jiwa, seiring bertumbuhnya kesadaran, serta berkat panduan dari seorang guru penuh cinta Anne Sullivan, perlahan-lahan Hellen Keller dapat mengatasi batasan fisiknya.

Mulai saat itu Hellen Keller belajar melihat dan mendengar dengan mengoptimalkan fungsi indra peraba, penciuman dan pengecapnya. Pendalaman rasa melalui tangan, hidung dan lidahnya yang intens membuat kepekaannya semakin terasah, penglihatan batin dan imajinasinya pun berkembang pesat. Ia menjadi salah satu tokoh besar dunia dan ikon bagi penderita buta dan tuli pertama yang berhasil meraih gelar sarjana, menjadi penulis, pembicara publik, hingga perjalanan hidupnya difilmkan tahun 1955.

Ia juga menuai berbagai prestasi lainnya yang melampaui batasan raga sebab ia tak kenal lelah menjelajahi dunia untuk mengobarkan perjuangan melawan penindasan kaum perempuan, kaum pekerja, peperangan, dan penjajahan, hingga kematiannya di usia senja.

Pada akhirnya saya pun sepakat dengan salah satu dari sekian banyak kata yang Hellen Keller ucapkan bahwa “Segala hal memiliki keajaiban, termasuk kegelapan dan kesunyian, dan bahwa bagaimanapun keadaan, pasti ada kepuasan di dalamnya”.

Membaca buku ini membuat kita dapat berintrospeksi serta menerima diri, dalam memaknai kenyataan, mimpi, imajinasi, dan menggali daya spiritual dunia batin yang jauh lebih kaya dari dunia lahir, seringkali terlupakan. Hellen Keller bukan hanya cerminan bagi para tunanetra dan tunarungu, tetapi juga bagi kita yang memiliki kemampuan melihat dan mendengar secara fisikal.

Buku “Aku dan Duniaku” ini sangat menarik dan inspiratif untuk di baca, diterjemahkan dari The World I Live In ke dalam 50 bahasa, termasuk Indonesia, dan diakui sebagai salah satu buku paling penting di zaman kita. Buku ini jadi best seller karena telah menginspirasi puluhan juta orang di dunia. Dan bersiaplah menjelajahi banyak rahasia dari dunia batin yang merupakan potensi terbesar dalam diri manusia. Apakah kalian siap? Jangan sampai ketinggalan membaca bukunya.

Editor: Ramdha Mawaddha

Jenny Aprella Andaresta

Tambahkan Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: